ASPEK SOSIAL BUDAYA JAMAAH HAJI BALI Kasus Kelurahan Laloan Timur, Kelurahan Laloan Barat Dan Desa Pengambangan Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana

20 Mar 2007
ASPEK SOSIAL BUDAYA JAMAAH HAJI BALI Kasus Kelurahan Laloan Timur, Kelurahan Laloan Barat Dan Desa Pengambangan Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana

ASPEK SOSIAL BUDAYA JAMAAH HAJI BALI
Kasus Kelurahan Laloan Timur, Kelurahan Laloan Barat Dan Desa Pengambangan Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana

DRS. TOTO SYATORI N
78 halaman

DEPARTEMEN AGAMA RI
BALAI PENELITIAN AGAMA DAN KEMASYARAKATAN
JAKARTA 1993 / 1994


Menunaikan ibadah haji adalah suatu ritual keagamaan yang melibatkan komitmen dan pengalaman pelakunya. Sebagai sistem kepercayaan yang lebih luas, yaitu ajaran Islam, ibadah haji memang memiliki dimensi yang lebih murni dan abadi, yaitu ajaran wahyu yang termaktub dalam al-Qur’an dan Hadits Rasulullah. Namun ketika ajaran yang murni dan abadi ini terlibat dengan proses sejarah manusia dalam bentuk komitmen dan pengalaman-pengalaman pelakunya, maka sistem kepercayaan itu tidak lagi statis dan bahkan mengalami pemekaran, sehingga tidak lagi utuh. Berbagai aspek sosial budaya telah menyertai relaita historis pelaksaan ibadah haji.

Melalui penelitian ini diharapkan diperoleh sejumlah penjelasan mengenai : 
1.    Corak ragam komitmen keagamaan masyarakat dalam melaksanakan kewajiban menunaikan ibadah haji, khususnya dalam mempersiapkan diri secara material maupun fisik dan mental.
2.    Upacara- upacara yang dilakukan di tanah air menjelang keberangkatan ke Tanah Suci.
3.    Pengalaman-pengalaman keagamaan yang diperoleh oleh jamaah secara Individual (aaupun secara kolektif kalau ada) selama mereka menunaikan Ibadah Haji di Tanah Suci.
4.    Corak ragam sosial budaya dari kehadiran para Haji sekembalinya mereka dari Tanah Suci, baik untuk mereka sendiri maupun untuk masyarakat lingkungannya.

Pandangan keagamaan masyarakat Islam di negara dalam masalah kehidupan mengatakan bahwa bentuk kehidupan yang dicita-citakan adalah keseimbangan antara kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrawi. Artinya upaya yang dilakukan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup secara jasmaniah harus pula diimbangi dengan upaya memenuhi kebutuhan hidup rohaniahnya. Cita-cita tersebut dapat di wujudkan –misalnya- bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan berusaha selalu memenuhi segala perintah dan larangan Allah.

Saran yang dikemukakan di sini agar calon Jemaah Haji mengetahui medan ibadah yang akan dihadapinya, perbandingan petugas yang telah melaksanakan ibadah haji dengan yang belum, 2 : 1. jumlahnya pun perlu ditambah. Mahasiswa yang ada di Arab Saudi perlu direkrut untuk membimbing Ibadah Haji, di samping bimbingan yang dilakukan petugas pun perlu ditingkatkan -baik frekuensi maupun kualitasnya.***

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI