DAMPAK INDUSTRIALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA MASYARAKAT

15 Jan 2007
DAMPAK INDUSTRIALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA MASYARAKAT

DAMPAK INDUSTRIALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA MASYARAKAT DAERAH PENGEMBANGAN INDUSTRI PULAU BATAM (Studi Kasus di wilayah pengembangan Batu Ampar)

 

Oleh: Dra. Nurhayati Djamas

47 halaman

 

Departemen Agama RI

Badan Penelitian dan Pengembangan Agama

Proyek Penelitian Keagamaan

Jakarta 1994/1995

 

Pengembangan pulau Batam sebagai daerah industri yang telah dimulai sejak awal tahun 1970-an merupakan salah satu langkah yang sejalan dengan kebijaksanaan pembangunan ekonomi. Sebelumnya, pulau ini berfungsi sebagai pangkalan minyak pertamina. Sesuai master plannya, pengembangan pulau Batam diarahkan untuk dapat menjalankan beberapa fungsi, yaitu: sebagai daerah industri dan perdagangan internasional. Daerah yang memproduksi dan mendistribusi barang-barang ekspor, daerah transit antar negara dan daerah transhipment ke luar dan ke dalam negeri, serta daerah pariwisata.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh timbal balik antara perkembangan industri dengan kehidupan beragama dan kehidupan masyarakat umumnya di daerah pengembangan industri pulau Batam.

Metode penelitian di lakukan dengan pendekatan wawancara mendalam terhadap key person (orang-orang kunci), pengamatan terhadap berbagai tindakan dan aktivitas sosial keagamaan dan ekonomi masyarakat. Data dan informasi juga dilengkapi dengan studi dokumen, baik dokumen sejarah maupun dokumen pada kantor statistik Pemda, Otorita Batam, Kantor Batam indo dan PT Tunas Karya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keragaman penduduk pulau Batam ditandai oleh beberapa corak struktur sosial, yaitu Melayu Sentris pada mereka yang mengidentifikasikan diri sebagai penduduk asli, corak penduduk kota yang heterogen, yang mencoba mengembangkan ikatan-ikatan baru melalui kegiatan keagamaan atau kegiatan kelompok seasal. Serta kelompok masyarakat penghuni pemukiman liar dengan tatanan kehidupan yang tidak jelas; serta kemunitas pabrik yang tinggal di lokasi pabrik.

Perkembangan kehidupan beragama di daerah ini sejalan dengan perkembangan industri dan peningkatan jumlah pendatang di pulau ini. Faktor yang berpengaruh bagi perkembangan kehidupan beragama yaitu perkembangan industri sendiri yaitu tuntutan warga pendukung pabrik bagi pemenuhan kebutuhan rohaniah dan keagaman mereka yang menuntut intervensi agama dalam struktur kehidupan di pabrik.

Penelitian ini menyarankan agar pemerintah dan tokoh agama setempat turut memperhatikan dinamika keagamaan masyarakat sekitar daerah industri karena rawan pergeseran budaya bahkan tercerabut dari akar budaya dan agamanya.***

DAMPAK INDUSTRIALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA MASYARAKAT DAERAH PENGEMBANGAN INDUSTRI PULAU BATAM (Studi Kasus di wilayah pengembangan Batu Ampar)

 

Oleh: Dra. Nurhayati Djamas

47 halaman

 

Departemen Agama RI

Badan Penelitian dan Pengembangan Agama

Proyek Penelitian Keagamaan

Jakarta 1994/1995

 

Pengembangan pulau Batam sebagai daerah industri yang telah dimulai sejak awal tahun 1970-an merupakan salah satu langkah yang sejalan dengan kebijaksanaan pembangunan ekonomi. Sebelumnya, pulau ini berfungsi sebagai pangkalan minyak pertamina. Sesuai master plannya, pengembangan pulau Batam diarahkan untuk dapat menjalankan beberapa fungsi, yaitu: sebagai daerah industri dan perdagangan internasional. Daerah yang memproduksi dan mendistribusi barang-barang ekspor, daerah transit antar negara dan daerah transhipment ke luar dan ke dalam negeri, serta daerah pariwisata.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh timbal balik antara perkembangan industri dengan kehidupan beragama dan kehidupan masyarakat umumnya di daerah pengembangan industri pulau Batam.

Metode penelitian di lakukan dengan pendekatan wawancara mendalam terhadap key person (orang-orang kunci), pengamatan terhadap berbagai tindakan dan aktivitas sosial keagamaan dan ekonomi masyarakat. Data dan informasi juga dilengkapi dengan studi dokumen, baik dokumen sejarah maupun dokumen pada kantor statistik Pemda, Otorita Batam, Kantor Batam indo dan PT Tunas Karya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keragaman penduduk pulau Batam ditandai oleh beberapa corak struktur sosial, yaitu Melayu Sentris pada mereka yang mengidentifikasikan diri sebagai penduduk asli, corak penduduk kota yang heterogen, yang mencoba mengembangkan ikatan-ikatan baru melalui kegiatan keagamaan atau kegiatan kelompok seasal. Serta kelompok masyarakat penghuni pemukiman liar dengan tatanan kehidupan yang tidak jelas; serta kemunitas pabrik yang tinggal di lokasi pabrik.

Perkembangan kehidupan beragama di daerah ini sejalan dengan perkembangan industri dan peningkatan jumlah pendatang di pulau ini. Faktor yang berpengaruh bagi perkembangan kehidupan beragama yaitu perkembangan industri sendiri yaitu tuntutan warga pendukung pabrik bagi pemenuhan kebutuhan rohaniah dan keagaman mereka yang menuntut intervensi agama dalam struktur kehidupan di pabrik.

Penelitian ini menyarankan agar pemerintah dan tokoh agama setempat turut memperhatikan dinamika keagamaan masyarakat sekitar daerah industri karena rawan pergeseran budaya bahkan tercerabut dari akar budaya dan agamanya.***

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI