Optimalisasi Anggaran, Kaban Pastikan Mandatori Program Berjalan Sesuai Target

27 Mar 2023
Optimalisasi Anggaran, Kaban Pastikan Mandatori Program Berjalan Sesuai Target
Kaban Suyitno saat memberikan arahan pada kegiatan Optimalisasi Anggaran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Tahun 2023, di Orchardz Hotel Industri, Jakarta, Minggu (26/03/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Suyitno, mengatakan dalam Rapat Pimpinan (Rapim), Gus Menteri –panggilan untuk Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas-- menyampaikan beberapa poin. Pertama, integrasi data ke Pusaka, termasuk aplikasi-aplikasi yang masih bersebaran di masing-masing BDK dan BLA. Tidak boleh ada lagi aplikasi yang masih berdiri sendiri di masing-masing unit. Tapi, semuanya harus terintegrasi di aplikasi Pusaka.

Kedua, yang juga sangat menjadi perhatian Gus Menteri yaitu optimalisasi anggaran yang tertera dalam surat edaran Sekjen, 20 Maret 2023. “20% dari anggaran yang ada harus ada optimalisasi, di-refocussing lagi. Tapi, peruntukannya dari kita untuk kita,” ujar Kaban saat memberikan arahan pada kegiatan Optimalisasi Anggaran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Tahun 2023, di Orchardz Hotel Industri, Jakarta, Minggu (26/3/2023).

Terkait optimalisasi, lanjut Kaban, pastikan semua mandatori program kita harus jalan, termasuk mandatori programnya Gus Menteri mengenai indeksasi dan Moderasi Beragama (MB). “Tolong data terakhir, kita sudah kirim form kepada satker-satker itu menjadi penting. Data itu jadi baseline kita, berapa banyak ASN kita yang belum tersentuh Moderasi Beragama dengan varian-varian kegiatannya, apakah orientasi, apakah TOT,” kata Kaban.

Menurut Kaban, pendataan yang dikirim ke semua satker menjadi baseline data. Karena, kalau kita tanya Pokja masih sangat memprihatinkan data kita. Dari 232 ribu Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama, PR kita menyelesaikan MB, apakah lewat orientasi atau diklat masih ratusan ribu. “Tolong dihitung tahun ini kita mau mendiklat, meorientasi atau men-TOT berapa,” tanya Kaban.

Tentu, kata Kaban, menghitungnya bukan cuma berdasarkan data baseline itu, tapi dilihat kemampuan Widyaiswara (WI), kemampuan daya tampung kelas, jadi tidak main tembak saja. “Misalnya, mau mendiklat, meorientasi, men-TOT, sepuluh ribu. Sepuluh ribu itu berapa kali dalam waktu per April sampai November, dengan estimasi waktu dan jumlah WI yang ada, WI MB  yang sudah mendapat diklat khusus, yang mendapat tashih yang bisa ngajar MB ini berapa, WI yang punya potensi kekuatan itu di masing-masing BDK,” ungkap Kaban.

“Kalau dihitung, jumlah WI-nya segitu, kapasitas ruangannya segitu, kita hanya akan mampu melakukan penguatan MB sekian orang, dengan dana sekian. Lihat kemampuan WI, lihat kemampuan kelas, lihat kemampuan dana. Ingat, kita masih punya beban melakukan orientasi P3K dan masih melakukan diklat-diklat MB yang sudah existing anggarannya dalam DIPA. Itu baru charity. Belum bicara tentang P3K, belum bicara peningkatan kompetensi ASN pasca CAT,” imbuh Kaban.

Apalagi dengan jumlah ASN 40% yang dianggap tidak kompeten, kita mau menyelesaikan berapa dihitung lagi. “Kemampuan daya tampung sekian ribu orang, sekian ribu kali sekian ribu, butuh sekian ribu, dana yang ada berapa. Itulah yang akan kita rumuskan untuk optimalisasi. Kalau nembak-nembak saja, kita tidak baseline data namanya, kita harus fokus MB, Kompetensi ASN, dan P3K. Kalau untuk religiosity index sudah ada solusi, tapi kalau yang tiga ini tolong difokuskan sehingga ketika kita bilang tidak cukup anggarannya maka harus ada kolom khusus, dananya kurangnya berapa,” tegas Kaban.

“Saya sedang meyakinkan Gus Menteri, kekurangan itulah yang kemudian nanti, insya Allah,  akan kita buka merelokasi anggaran Unit Eselon I yang kelebihan. Tapi, harus hati-hati tidak mustahil justru yang digeser punya kita kalau ternyata data kita yang kemudian tidak mampu menggambarkan kebutuhan yang riil,” kata Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini.

Potensi Optimalisasi

Menurut Kaban, berdasarkan perhitungan, untuk pusat kita punya potensi optimalisasi totalnya 20,6 Milyar. Untuk daerah ada potensi sekitar 41,6 milyar. Jadi, kita masih punya angka kurang lebih 61,6 milyar. “Itulah yang nanti bisa kita gunakan untuk yang tiga area yang saya sebutkan di atas. Namun, saya khawatir jangan-jangan bukan kurang malah berlebih kita membelanjakan itu. Ingat, kita tinggal punya waktu April, Mei, Juni, Juli, November,” Kaban mengingatkan.

Kegiatan Optimalisasi Anggaran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Tahun 2023 ini diselenggarakan selama tiga hari, 26-28 Maret 2023. Diikuti para  perencana dari Sekretariat Badan Litbang dan Diklat, Puslitbang, Pusdiklat, Balai Diklat Keagamaan, Balai Litbang Agama, dan Loka Diklat. (bas/sr/diad)

 

Penulis: Abas
Editor: Sri Hendriani/Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI