Pendidikan Agama Dapat Meredam Kekerasan Atas Nama Agama

5 Sep 2012
Pendidikan Agama Dapat Meredam Kekerasan Atas Nama Agama

Jakarta, (5/9) - Kekerasan atas nama agama sejatinya sangat bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri.  Bagaimana mungkin agama yang menjunjung tinggi nilai perdamaian dapat membuat pemeluknya berperilaku anarkis.  Kesenjangan antara tingkat pengetahuan agama dengan perilaku pemeluknya bisa menjadi penyebabnya.

Melihat celah tersebut, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama melalui Puslitbang Pendidikan Agama menggagas simposium internasional untuk merumuskan suatu konsep yang dapat mengisi kesenjangan tersebut.

Pada konferensi pers hari ini (5/9), Kepala Badan Prof. Machasin meyakini pendidikan agama dapat meredam kekerasan atas nama agama.  Untuk itu beliau berharap konsep yang akan dihasilkan simposium ini juga menyentuh grass root.

Dengan simposium ini, tambah Kabadan, kita sekaligus menunjukan kepada khalayak nasional dan internasional bahwa pendidikan agama itu bisa dimanfaatkan atau bahkan dimobilisasi untuk mengembangkan budaya damai yang sudah menjadi komitmen kita di mana salah satu tugas Kementerian Agama adalah meningkatkan kehidupan keagamaan, kehidupan umat beragama, dan mengembangkan kerukunan diantara agama yang berbeda.

Simposium internasional dengan tema "Peran Strategis Pendidikan Agama dalam Pengembangan Budaya Damai" akan menghadirkan dua pembicara utama yaitu Bahrul Hayat, Ph.D. (Sekretaris Jenderal Kemenag) dan Amina Rasul Bernardo (Direktur The Philippine Council on Islam and Democracy).  Kegiatan ini juga diikuti peserta dari dalam dan luar negeri, perwakilan kedutaan negara di Indonesia, education officer dan kalangan LSM.  Bertempat di  Hotel Salak Bogor, acara ini akan berlangsung selama tiga hari dari  tanggal 10  sampai dengan 12 September 2012. (RPS/DIAD)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI