Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kembali Selenggarakan Bedah Buku

5 Mei 2015
Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kembali Selenggarakan Bedah Buku

Jakarta (5 Mei 2015). Puslitbang Kehidupan Keagamaan kembali selenggarakan Bedah Buku, Selasa (5/5). Pada kesempatan ini, buku yang dibedah berjudul “Agama & Politik di Indonesia: Umat Kristen di Tengah Kebangkitan Islam,” karya Dr. Richard M. Daulay.

Bedah Buku menghadirkan penulis buku, Richard M. Daulay sebagai narasumber utama. Disamping itu, panitia juga mengundang Ismatu Ropi, Akademisi Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan Fahmi Salim, Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai narasumber pembedah.

Kegiatan ini dihadiri oleh para peneliti di lingkungan Badan Litbang dan Diklat, perwakilan Ditjen Bimas di lingkungan Kementerian Agama dan juga akademisi. Hadir pula Dirjen Bimas Kristen, Odhita R. Hutabarat.

Mengawali pemaparannya, Richard mengungkapkan terimakasih atas kesediaan Badan Litbang dan Diklat membedah buku karyanya. “Pertama-tama saya agak tersanjung buku saya dibahas dan dibedah secara formal. Ini buku saya yang ke-15, dan baru kali ini dibedah secara formal. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada Badan Litbang dan Diklat,” tutur Richard.

Selanjutnya, Richard mengungkapkan bahwa buku yang saat ini dibedah, adalah karya disertasinya saat menempuh studi Strata 3 di Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada. “Buku ini merupakan bentuk pertanggungjawaban saya setelah lebih dari 10 tahun mengabdi di Persekutuan Gereja Indonesia. Buku ini berisi pokok-pokok pikiran saya berdasarkan pengalaman saya aktif di PGI dan juga aktif dalam kegiatan-kegiatan dialog lintas agama,” ujarnya.

Menurut Richard, buku yang ditulisnya bertutur tentang respon umat Kristiani ditengah kebangkitan “Politik Islam” di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitiannya, Richard menyimpulkan adanya “kegalauan” umat Kristen menghadapi perkembangan politik pasca reformasi, terutama kebangkitan politik Islam. Umat Kristen di Indonesia berada pada persimpangan jalan, antaraeuphoria menghadapi kesuksesan proses demokratisasi, disisi lain menghadapi tantangan arus “Islamisasi” melalui upaya formalisasi syariat Islam.

Ismatu Ropi, dalam tanggapannya memberikan apresiasi atas karya Richard M. Daulay. Menurutnya, karya disertasi ini mampu mengisi kehampaan karya-karya ilmiah yang membahas relasi Islam dan Kristen pasca reformasi.

Sementara, Fahmi Salim dalam tanggapannya menyatakan, bahwa seharusnya umat Kristen tidak perlu “galau” menghadapi kebangkitan “Politik Islam”. Ia menjamin bahwa keinginan mayoritas umat Islam, bukanlah mendirikan negara Islam. “Umat Islam, khususnya Majelis Ulama Indonesia, tidak pernah bercita-cita mendirikan negara Islam. Kami hanya memperjuangkan agar negara menjamin kebebasan umat Islam untuk menjalankan syariat agamanya. Oleh karena itu, umat Kristiani tidak perlu khawatir, karena apa yang kami perjuangkan adalah adanya pilihan pemberlakuan syariat Islam kepada pemeluknya saja,” ujarnya.[]

ags/viks/rin/ags

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI