Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Gelar Rapat Penyusunan Karakter Siswa Tahun 2023

1 Feb 2023
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Gelar Rapat Penyusunan Karakter Siswa Tahun 2023
Puslitbang Penda menggelar rapat Penyusunan Instrumen Karakter Siswa Tahun 2023, Selasa (31/01/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menggelar rapat Penyusunan Instrumen Karakter Siswa Tahun 2023, Selasa (31/1/2023).

Rapat digelar di Hotel Dafam Enkadeli Thamrin, Jakarta, tersebut dihadiri oleh pegawai Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kegiatan ini diawali oleh Husen Hasan Basri yang memaparkan term of reference Survei Karakter Siswa di Madrasah Aliyah tahun 2022 serta menyelesaikan instrumen untuk bahan try out dan menetapkan sampel masing-masing provinsi.

Husen menyampaikan bahwa populasi 2019 adalah seluruh siswa MA dan SMA Negeri maupun swasta. Kemudian tahun 2020 itu seluruh siswa MA, SMA namun swasta saja ditambah dengan Lembaga Pependidikan Keagamaan. "Jadi tugas kita menambah Pendidikan Keagamaan," katanya.

Sementara, instrumen tahun 2022 ada 5 dimensi. Yakni religius, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.

Adapun tugas sekarang adalah memfinalkan dimensi-dimensi itu. Di antaranya beriman, bertakwa, berkebhinekaan global, bergotong-royong, kreativitas,  dan kemandirian.

"Artinya bahwa kita ingin melakukan analis datanya itu deskriptif berapa indeksnya, kemudian ada uji beda, dan yang terpenting faktor kontributornya jadi tinggi rendahnya karakter itu dipengaruhi oleh faktor apa," ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa permintaan Kepala Badan, menginginkan ada tokoh yang dianut yang dijadikan panutan oleh siswa (tokoh nasinoal, tokoh pahlawan, tokoh agama, tokoh pendidikan), termasuk faktor-faktor pendidikan di rumah dan di sekolah.

"Survei indeks karakter memberikan sinyal bahwa sekolah perlu memperhatikan tumbuh kembang siswa secara utuh, mencakup dimensi kognitif, afektif, dan spiritual," imbuhnya.

Sementara itu Farhan Muntafa, Direktur Lembaga Kajian Kurikulum dan Kebijakan Pendidikan Universitas Indonesia, selaku narasumber mengatakan bahwa “Potret (pengukuran) harus menggambarkan fakta yang diamati apa adanya (tidak lebih cantik ataupun lebh jelek). Pengukuran itu membandingkan suatu objek dengan suatu ukuran yang ditentukan. Adapun evaluasi merupakan Proses pengukuran sesuatu yang disepakati. Evaluasi juga sebagai penilaian yaitu pengambilan keputusan untuk menentukan status suatu objek berdasakan kriteria tertentu (golden standar)”.

Lebih lanjut Farhan menjelaskan bahwa tahapan survei kuantitatif adalah desain survei, pengumpulan data, dan entry dan analisa data. (julian/sri)

   

 

Penulis: Julian
Editor: Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI