Strategi Pencegahan Radikalisme melalui Perempuan dan Keluarga

10 Okt 2017
Strategi Pencegahan Radikalisme melalui Perempuan dan Keluarga

Jakarta (10 Oktober 2017). Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bimas Agama dan Layanan Keagamaan menyelenggarakan kegiatan Seminar Kajian Masalah Aktual “Strategi Pencegahan Radikalisme melalui Perempuan dan Keluarga” di Hotel Aryaduta Jakarta, Selasa (10/10). Kegiatan ini merupakan kerjasama Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan dengan Divisi Pemberdayaan Perempuan Muslimah dan Anak (PPMA) Dewan Masjid Indonesia.

Acara dimulai dengan laporan dari panitia penyelenggara dan dibuka secara resmi oleh Kapuslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Dr. H. Muharam Marzuki. Dalam laporannya, Kepala Bidang Hubungan Antar Umat Beragama dan Aliran Keagamaan, Dr. Hj. Kustini menjelaskan bahwa membangun pemahamanmuballighah tentang radikalisme dan dampaknya dalam kehidupan kebangsaan di Indonesia merupakan tujuan utama dari kegiatan ini.

Adapun dalam sambutannya, Muharam menyampaikan bahwa keluarga merupakan benteng terdepan dalam mencegah masuknya paham-paham buruk yang paling utama untuk pertahanan NKRI. “Propaganda radikalisme cenderung banyak menyerang anak muda. Maka keluarga, dalam hal ini orang tua, harus memiliki bekal pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai ancaman bahaya radikalisme sebagai benteng perlindungan terhadap anak”, ujarnya.

Muharam menyebutkan beberapa output yang diharapkan dari kegiatan ini, yaitu 1) Terbangunnya pemahaman tentang radikalisme dan dampaknya dalam kehidupan kebangsaan di Indonesia; 2) Dialog substantif tentang isu radikalisme di Indonesia dan strategi pencegahannya; 3) Rekomendasi penting yang dapat menjadi strategi pencegahan meluasnya dan menguatnya gerakan radikalisme di Indonesia; dan 4) Penguatan nilai-nilai Pancasila melalui perempuan dalam keluarga.

Acara ini begitu istimewa karena dihadiri oleh Kurnia Widodo, mantan teroris yang kini telah kembali ke pangkuan NKRI. Selain itu, hadir pula Dr. H. Imam Addaruqutni, Setjen Dewan Masjid Indonesia; Dr. Jaleswari Pramodhawardani, M.Hum, Staf Presiden Bidang Politik, Hukum, Keamanan, dan HAM. Sedangkan peserta yang datang berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, dan Ormas Keagamaan.

Peserta tampak aktif memberikan saran dan berbagi cerita mengenai kasus-kasus radikalisme yang pernah ditangani. Diakhir acara, dibacakan rangkuman rekomendasi sinergitas bagi Kementerian Agama dan Dewan Masjid Indonesia, Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, serta Lembaga Swadaya Masyarakat guna mencegah radikalisme. []

Diad/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI