Wapres Berharap Madrasah Indonesia Jadi Model Negara Lain

4 Sep 2013
Wapres Berharap Madrasah Indonesia Jadi Model Negara Lain

Jakarta (Pinmas)- Wakil Presiden Boediono mengatakan, madrasah bukan intitusi statis namun dinamis yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Madrasah juga sebagai penjaga moral sekaligus pusat pendidikan karakter yang membentengi diri dari pengaruh negatif pendidikan global.

“Kita berharap madrasah di Indonesia menjadi model bagi negara lain dengan menampilkan kurikulum yang maju sesuai zaman, tapi juga menyebarkan kasih sayang,” kata Wapres saat membuka The Second International Symposium Empowering Madrasa In The Global Context atau Simposium Internasional II Pemberdayaan Madrasah dalam Konteks Global di Jakarta, Selasa (03/09) malam.

“Ke depan, madrasah harus mengambil peran penting bagi generasi muda di era ilmu dan teknologi yang terus berkembang tanpa meninggalkan nilai nilai keislaman,” imbuh Wapres pada acara yang dihadiri Menteri Agama Suryadharma Ali, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, para duta besar negara sahabat, pejabat eselon I dan II Kemenag, serta peserta dari dalam dan luar negeri.

Namun demikian, Wapres merasa prihatin dengan pemberitaan tentang madrasah akhir-akhir ini. Dalam media global, madrasah sering didefinisikan sebagai breeding ground of Islamic radicalism. “Ini perlu direspon. Karena madrasah di dunia Islam memiliki variasi yang luar biasa,” ujarnya.

Wapres mengingatkan agar madrasah di Indonesia tidak mengakomodir sumber luar yang menampilkan kebenaran dengan keyakinan yang sempit. “Jangan akomodasikan sumber luar yang menampilkan kebenaran dengan keyakinan yang sempit,” tandasnya.

Wapres mengatakan, madrasah di berbagai kawasan menghadapi tantangan yang berbeda. Namun madrasah di Indonesia terus berkembang dan terus menjadi antitesis penyemaian terorisme. Hal ini dikarenakan madrasah di Tanah Air juga mengembangkan demokrasi, sains, teknologi, dan sebagainya. “Dilihat dari kurikulum, madrasah mengajarkan nilai-nilai modernitas dan sebagainya,” kata Boediono.

Wapres juga mengatakan, madrasah saat ini telah memberi sumbangan penting bagi bangsa dan negara. Selain melahirkan para pemimpin informal seperti para kiai, madrasah juga telah menyiapkan pemimpin formal di berbagai posisi.

Sebelumnya Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, madrasah telah melakukan transformasi dan terus mengembangkan diri menghadapi perubahan zaman dan menjawab tantangan global. Di Indonesia, saat ini terdapat 44.900 madrasah yang tersebar di berbagai daerah, baik milik pemerintah maupun swasta.

The Second International Symposium Empowering Madrasa In The Global Context akan diselenggarakan dari 3 – 5 September 2013. Kegiatan ini dihadiri oleh 130 peserta, baik dari dalam dan luar negeri, di antaranya: Thailand, Philipina, Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia.

Simposium ini menghadirkan beberapa narasumber ahli, seperti: Profesor Ahmad Mehmoud Karimah (Al–Azhar, Mesir), Profesor Ronald Lukens (Antropolog asal Amerika Serikat), Dr Ali Usal (Turki), Muhammad Abdulk Karim (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Dr Arief Subhan (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dan Profesor Hasan Madmarn (Thailand). (ks)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI