Bandung, (18/04) -- Bagi Kabadan merupakan suatu pengalaman yang hebat untuk bertemu para Widyaiswara di lingkungan Kementerian Agama yang biasanya “in absentia” pada saat Penilaian Angka Kredit (PAK) Widyaiswara. Pernyataan tersebut disambut tepuk meriah dari para peserta acara Temu Widyaiswara Nasional Kementerian Agama Tahun 2012 (17/4) di Bandung, Jawa Barat.

Berkaitan dengan PAK WI, Kabadan menyuarakan keprihatinannya tentang masih kurangnya Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang dihasilkan oleh para WI. Sebagai seorang pendidik dan konsultan (transfer of knowledge), WI juga berfungsi sebagai peneliti dan pengkaji (researcher). Penelitian yang dilakukan pun bukan dalam skala besar tetapi skala kecil saja untuk melatih keterampilan menulis KTI.

Menurut Beliau, masalah utama dalam pembuatan KTI bukan karena ketidakmampuan WI tetapi karena WI tersebut tidak menyiapkan waktu untuk menulis. Hal tersebut dapat dimaklumi dari banyaknya jumlah diklat yang diselenggarakan di hampir sebagian besar balai diklat dikarenakan tingginya kebutuhan diklat.

Prioritas Kabadan pada saat ini, setelah mengikuti beberapa kali sidang PAK WI,adalah meningkatkan asistensi bagi WI yang bermasalah dalam pengumpulan angka kreditnya sehingga tidak ada lagi WI yang dibebaskan sementara atau diberikan surat peringatan. (RPS)