2.105 Pesantren Ikuti Pelatihan Inkubasi Bisnis

22 Mei 2023
2.105 Pesantren Ikuti Pelatihan Inkubasi Bisnis

Jakarta (Balitbang Diklat)---Kementerian Agama melalui dua unit Eselon Satunya, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Badan Litbang dan Diklat (Balitbang Diklat) tengah memperkuat kemandirian ekonomi pesantren. Program yang menjadi prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini hingga tahun ketiga diikuti tidak kurang dari 2.105 pesantren. Tahun 2021 diikuti 105, tahun 2022 diikuti 500, dan kini 2023 diikuti 1.500 pesantren, dan terus akan berlanjut di tahun 2024.

Pesantren yang telah lulus seleksi akan mengikuti Program Kemandirian Pesantren dengan tajuk inkubasi bisnis. Pesantren dibekali pengetahun dan keterampilan enterpreneurship melalui bimbingan teknis, pelatihan, dan pendampingan. Tidak hanya pengetahuan dan keterampilan, pesantren juga dibekali bantuan permodalan awal untuk memulai bisnisnya. Program ini bertujuan untuk mewujudkan pesantren yang memiliki sumber daya ekonomi kuat dan berkelanjutan sehingga mampu melaksanakan tiga fungsi utamanya, yaitu pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.

Saat ini, pesantren penerima program tengah mengikuti tahapan pelatihan secara online dilanjutkan offline. Pelatihan Kemandirian Pesantren Gelombang I secara offline dilaksanakan pada 24-27 Mei 2023 berlokasi di tiga titik, yaitu Balai Diklat Keagamaan Medan, Makassar, dan Bandung, diikuti 240 peserta. Selanjutnya secara simultan dilanjutkan dengan pelatihan gelombang berikutnya di tempat yang berbeda sesuai wilayahnya.

Dalam arahan di acara pembukaan online (22/05/2023), Kepala Balitbang Diklat, Suyitno, menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk affirmative action pemerintah kepada lembaga pendidikan Islam tertua di negeri ini, yaitu pesantren. “Sesuai undang-undang, pesantren memiliki ciri khas yang melekat, yaitu kemandirian. Pesantren mengelola dirinya sendiri untuk melaksanakan tugasnya di bidang pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Perlu bekal yang cukup agar pesantren survive melaksanakan tugas tersebut baik bekal pengetahun, sosial, bahkan finansial”, ungkap Kepala Badan yang juga Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.

Hadir bersama Kepala Balitbang Diklat, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Mastuki selaku penyelenggara pelatihan, dan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono selaku pengampu program. Dalam sambutannya, Mastuki menekankan pentingnya pelatihan sebagai bentuk penyiapan sumber daya manusia pesantren yang kompeten menjalankan usaha. Sementara Waryono menegaskan pentingnya pesantren memiliki unit usaha yang dapat menopang kemandirian hidup pesantren. (Efa AF/bas/sri)

Penulis: Efa Ainul Falah
Editor: Abas/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI