Benchamrking ke Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY

17 Des 2020
Benchamrking ke Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY

Yogyakarta (17 Desember 2020). Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan dan mengembangkan pengelolaan perpustakaan. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan melakukan benchmarking ke perpustakaan yang dianggap lebih baik sehingga dapat dijadikan tolok ukur dalam mengambil kebijakan di perpustakaan. Kebijakan perpustakaan yang efektif dan efisien dapat meningkatkan kepuasan bagi pemustaka. Kepuasan pemustaka ini berperan penting bagi eksistensi perpustakaan.

Benchmarking perpustakaan dilaksanakan pada 17 Desember 2020 di Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY. Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY berlokasi di Jalan Janti Banguntapan Bantul DI. Yogyakarta. Di masa pandemi ini, benchmarking dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan antara lain melakukan rapid test, mengisi aplikasi Jogja Pass, memakai masker, social distancing dan mencuci tangan sebelum memasuki area gedung Grhatama Pustaka.

Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY berada di gedung Grhatama Pustaka. Nama gedung ini diberikan secara langsung oleh Gubernur DIY dengan konsep ruang perpaduan antara modern dan tradisional. Gedung yang megah dan penataan sarana prasarana yang baik tersebut menjadi salah satu alasan bagi Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama memilih Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY sebagai tempat benchmarking.

Terdapat tiga lantai di gedung ini. Lantai pertama berisi layanan koleksi anak, ruang bermain, ruang musik anak, ruang dongeng, dan ruang pemutaran cinema 6D. Lantai kedua terdiri dari layanan keanggotaan, bebas pustaka, informasi & customer service, koleksi braille, dan koleksi umum. Sedangkan lantai ketiga adalah layanan koleksi digital, koleksi langka, kamus dan ensiklopedia, koleksi peraturan perundang-undangan, koleksi referensi, koleksi skripsi, dan ruang audio visual.

Kunjungan kerja benchmarking perpustakaan disambut oleh Dewi Ambarwati (Kepala Balai Layanan Perpustakaan), Sari Astuti (Kepala Subbag Tata Usaha), dan Meiranti Nurani (Kepala Seksi Pelayanan Perpustakaan) dengan mengenakan pakaian adat. Sesuai peraturan pemerintah DIY, setiap Kamis Pahing seluruh pegawai mengenakan pakaian tradisional Gagrak Yogyakarta yang merupakan pakaian adat warisan leluhur bumi Mataram. Dalam kunjungan kerja tersebut banyak berdiskusi mengenai layanan, koleksi, dan kebijakan serta kewenangan Balai Yanpus DPAD DIY.

Menurut Kepala Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY, DI. Yogyakarta menjadi urutan paling tinggi yang perpustakaan madrasahnya telah terakreditasi dengan dikoordinasi oleh DPAD DIY. Beliau berharap agar perpustakaan madrasah mendapat apresiasi dari Kementerian Agama.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah, dalam urusan pemerintahan di bidang perpustakaan, DPAD DIY menjadi pembina bagi perpustakaan tingkat SMA/MA dan perpustakaan khusus. Selain itu, jika ada perpustakaan perguruan tinggi yang mengusulkan untuk dibina perpustakaannya, maka DPAD DIY akan mengirimkan pustakawannya untuk membina perpustakaan tersebut.

Dalam diskusi tersebut juga diketahui bahwa pustakawan setingkat SMA/MA yang berstastus sebagai PNS hanya ada satu orang. Hal ini dapat menjadi masukan bagi Kementerian Agama agar dapat mengangkat pustakawan yang berada di madrasah menjadi PNS agar perpustakaan madrasah semakin eksis.

Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama juga semakin percaya diri untuk dapat menjadikan perpustakaan sebagai pusat deposit koleksi se-Kementerian Agama setelah mengetahui bahwa Balai Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY mempunyai koleksi deposit se-Provinsi DIY yang bahkan mempunyai ruang tersendiri.

Setelah berdiskusi mengenai berbagai hal, petugas kunjungan kerja benchmarking diajak untuk mengelilingi ruang-ruang yang ada di gedung Grhatama Pusataka dengan dipandu oleh Zulfa Kurniawan (pustakawan). Selama masa pandemi ini, ruang koleksi didesain agar para pemustaka mematuhi protokol kesehatan, salah satunya adalah menghilangkan bean bag yang biasanya dijadikan pemustaka sebagai tempat duduk santai di ruang baca.

Adanya benchmarking ini diharapkan kedepannya Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dapat mencontoh dari Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY agar memberikan tempat yang lebih nyaman bagi para pemustaka sehingga perpustakaan tidak hanya menjadi tempat untuk membaca buku yang nyaman namun juga sebagai tempat rekreasi bagi pegawai.[]

Nur/diad

Penulis: Nur
Editor: Dewindah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI