Digitalisasi Terjemah Al-Quran Bahasa Daerah akan Jadi yang Pertama di Dunia

27 Jan 2023
Digitalisasi Terjemah Al-Quran Bahasa Daerah akan Jadi yang Pertama di Dunia
Kapuslitbang LKKMO, Prof. Arskal Salim, memimpin pertemuan dengan perwakilan Tim LPMQ dan Tim Pengembang Al-Quran Digital di Jakarta, Kamis (26/01/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Lebih dari 20 Al-Qur'an hasil penerjemahan ke dalam bahasa daerah yang dilakukan Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) siap dilakukan digitalisasi secara bertahap mulai tahun 2023 ini. Proses digitalisasi Al-Qur'an terjemah bahasa daerah ini merupakan yang pertama, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

Hal itu diungkapkan Deni Hudaeni, salah satu Pentashih Mushaf Al-Qur'an pada Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dalam pertemuan dengan perwakilan Tim LPMQ dan Tim Pengembang Al-Qur'an Digital yang diselenggarakan Puslitbang LKKMO di Jakarta, Kamis (26/01/2023). Pertemuan ini guna mempercepat proses digitalisasi Al-Qur'an terjemah bahasa daerah.

"Kegiatan ini luar biasa, sebuah kekayaan khazanah keagamaan yang sangat indah dan bagi saya ini adalah harta karun, nantinya proses digitalisasi terjemah Al-Qur'an bahasa daerah ini akan jadi yang pertama di dunia," ungkap Deni.

Dalam kesempatan tersebut, Kapuslitbang LKKMO, Prof Arskal Salim, juga turut hadir memimpin pertemuan tersebut dan berkomitmen mengawal program ini sampai tuntas yang bekerjasama dengan LPMQ.

"Bersama LPMQ, kita sinergi untuk proses digitalisasi Al-Qur'an terjemah bahasa daerah ini, agar tidak parsial outputnya, terintegrasi dalam satu aplikasi dan saya komitmen untuk mengawal kegiatan ini sampai tuntas," tegas Arskal.

Menurut Arskal, penerjemahan Al-Qur'an dalam bahasa daerah sendiri merupakan program yang mendapat respon dan sambutan yang cukup tinggi dari pihak Pemerintah Daerah, akademisi, ahli tafsir, budayawan, maupun ahli bahasa di setiap daerah. Kita semua sepakat program ini memiliki tujuan untuk melestarikan bahasa daerah yang kian hari semakin sedikit penuturnya. 

"Program yang sangat baik ini akan menjadi jauh lebih baik, kalau diseminasi pemanfaatan untuk masyarakatnya sudah baik. Dengan digitalisasi ini, bahasa daerah akan tetap terjaga, terpelihara dan keberkahan atas kebermanfaatannya akan terus terasa," pungkas Arskal. (Muis/sri/bas)

 

 

 

Penulis: Muis
Editor: Sri Hendriani/Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI