Indeks Toleransi itu Dibutuhkan

3 Okt 2015
Indeks Toleransi itu Dibutuhkan

Jakarta (2 Oktober 2015). Ada lima elemen pendukung dan penjaga toleransi, yaitu tokoh agama dan nilai-nilai keagamaan, institusi keagamaan dan institusi pendidikan, pemerintah, nilai-nilai lokal, dan aktivis kemanusiaan.

Demikian butir-butir kesimpulan seminar hasil penelitian “Toleransi Beragama di Daerah Rawan Konflik”, yang diselenggarakan Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat, bertempat di Wisma Maluku, Jl. Kebon Kacang Raya No. 20, Jakarta Pusat, 2 Oktober 2015.

                          

Seminar ini dihadiri Kepala Puslibang Kehidupan Keagamaan, perwakilan Direktorat Jenderal Bimas Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, Majelis-majelis Agama, tokoh masyarakat, akademisi, dan para peneliti di lingkungan Badan Litbang dan Diklat.

Hadir sebagai narasumber utama Prof. Dr. Ridwan Lubis, M.A. (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Dr. Martin L. Sinaga (Dosen Sekolah Tinggi Theologi Jakarta).

Dalam tanggapannya, para narasumber menyambut baik hasil penelitian yang didiskusikan dalam seminar ini. Namun, Prof. Dr. Ridwan Lubis, M.A. menyarankan agar akar intoleransi dalam penelitian ini diperdalam lagi. “Karena sesungguhnya yang menjadi kunci persoalannya adalah masyarakat sendiri. Kalau masyarakat tidak mudah terprovokasi, maka dengan sendirinya mereka bisa hidup lebih toleran,” ujarnya. Karena itu, “diperlukan penguatan, pembantuan, dan pendampingan, sehingga mereka memiliki sumber referensi manakala terjadi tarikan untuk hidup intoleran. Membiarkan masyarakat tanpa sumber referensi akan sangat rentan disusupi oleh berbagai intrik yang mengarah kepada terjadinya konflik,” ujarnya lagi.

Dalam sesi diskusi, para peserta mengapresiasi hasil penelitian  tersebut. Selain memberikan kritikan dan masukan, para peserta juga menyarankan agar rekomendasi dalam penelitian itu secara jelas ditujukan kepada siapa sehingga rekomendasinya dapat digunakan.

Menanggapi diskusi yang berkembang,  Dr. Martin L. Sinaga menyatakan penelitian ini berhasil memetakan (tingkatan-tingkatan) sikap masyarakat dalam bertoleransi. “Ternyata sikap toleransi dalam masyarakat itu bervariasi," ungkapnya. Karena itu, Kita membutuhkan indeks toleransi yang keluar dari penelitian ini. Dengan indeks itu kita punya hutan toleransi, bukan pohon-pohon, setiap orang dapat mengetahui keadaan toleransi dengan indeks itu”, ungkapnya lagi. []

abs/vics/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI