Kontribusi Moderasi Beragama dalam Konteks Isu-Isu Internasional

30 Mei 2023
Kontribusi Moderasi Beragama dalam Konteks Isu-Isu Internasional

Bogor (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof.Suyitno, mengungkapkan beberapa catatan penting pada rencana pelaksanaan Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika (KBMAA) di Bandung nanti.

“Yang menjadi fokus kita pada pertemuan ini, setelah pertemuan sebelumnya mendapatkan insight dari Kemenlu dan Kemenko PMK. Mengapa kita perlu mengontekstualisasikan isu-isu internasional?” Hal ini dikatakan Kaban saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi KMBAA di Bogor, Senin (30/5/2023).

Kita, kata Kaban, harus betul-betul mengusung isu yang sedang marak di dunia, lebih-lebih di Asia Afrika. Rumah besarnya adalah moderasi beragama, kira-kira kontribusinya apa dalam konteks isu-isu internasional.

Insight dari dari hasil rapat dengan Kemenlu dan Kemenko PMK ialah, pertama, timming atau pengaturan waktu. “Karena kemungkinan rencana pelaksanaan kegiatan Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika (KMBAA), juga berdekatan dengan pelaksanaan KTT ASEAN,” kata Kaban.

Kedua, lanjut Kaban, mengenai tema jangan sampai tidak kontekstual dengan isu-isu internasional. Hal ini kesannya tidak paham dengan peta dunia hari ini, minimal isu-isu Asia Afrika.

“Beberapa yang paling mungkin seperti tentang kehidupan, dan memproteksi kemanusiaan. Bagaimana peran agama sebagai instrumen, karena di beberapa negara sedang terjadi gejolak yang mengatasnamakan agama,” ungkapnya.

Selanjutnya, narasumber yang akan dihadirkan harusnya tokoh penting dunia yang inspiratif, seperti dari Nigeria yaitu Imam Muhammad Nurayn Ashafa dan Pendeta James Movel Wuye. Usaha keras dua pemuka agama dalam menciptakan perdamaian di tengah permusuhan Islam dan Kristen di Nigeria waktu itu.

“Dari usaha keras kedua tokoh tersebut, dibuatkan film “The Imam and The Pastor,” bertema rekonsiliasi dalam menciptakan perdamaian di tengah permusuhan antar umat beragama tersebut. Kalau tokoh ini bisa kita diundang itu lebih bagus,” tutur Kaban.

Hal ini perlu dimitigasi, kata Kaban, kalau ada kendala dalam menghadirkan mereka. Kalau tidak mungkin untuk dihadirkan secara langsung bisa dilakukan secara online.

Sempat mengemuka pada diskusi sebelumnya ialah pentingnya road to atau kegiatan-kegiatan menuju KMBAA nanti. Harus dirancang event sebagai satu kesatuan dari KMBAA. “Mungkin nanti kita akan pilih di beberapa kota tertentu untuk mendiseminasikan agar terpublikasi dengan luas,” ucapnya.

Lalu, kata Kaban, diselenggarakannya Festival Film Moderasi Beragama dengan melibatkan Sineas-sineas profesional. Konser moderasi beragama oleh para musisi. “Dengan genre yang bukan hanya berbeda saja tetapi musik yang menggambarkan moderasi beragama,”pungkasnya. (Barjah/bas/sri)

Sumber: Barjah
Editor: Abas/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI