Mengawal Mutu Pendidikan, Puslitbang Penda Laksanakan Survei Integritas Siswa

29 Mar 2018
Mengawal Mutu Pendidikan, Puslitbang Penda Laksanakan Survei Integritas Siswa

Jakarta (29 Maret 2018). Dalam rangka mengawal Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Agama, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan menyelenggarakan survei integritas siswa di 34 Provinsi pada tahun 2018 ini. Survei ini akan mengukur keberhasilan pendidikan dalam pengembangan karakter siswa, demikian papar Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, dalam acara persiapan pelaksanaan survei integritas yang dilaksanakan di Hotel Milenium Tanah Abang. Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan bulan Maret-April tahun ini. 

Belakangan ini persoalan integritas siswa telah menjadi perhatian para penyelenggara pendidikan. Hal ini dipicu dengan banyaknya kasus-kasus yang bermunculan saat ini mulai dari maraknya tawuran antar sekolah, pemerasan pada anak-anak baru di MOS, merebaknya penggunaan narkoba di kalangan pelajar, dan berkembangnya pergaulan bebas. Persoalan lainnya banyak sekolah yang kurang memperhatikan perkembangan perilaku siswa terkait kejujuran akademik, contek menyontek saat ujian, konsisten dengan apa yang dikatakan, tanggung jawab terhadap tugas, dan membangun relasi dengan Tuhan.

Selama ini, aspek integritas peserta didik masih banyak dilihat hanya pada aspek integritas akademik yang tereduksi dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Ukuran yang digunakan masih terfokus kepada frekuensi kecurangan dalam UN maupun kebocoran soal dalam UN. Data dari Kemdikbud menunjukkan bahwa di tahun 2017, Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) tingkat SMP meningkat signifikan sebesar 8,31 poin, sementara di tingkat SMA, IIUN meningkat sebesar 3,39 poin. Peningkatan nilai IIUN juga ikut mengoreksi pencapaian nilai UN peserta didik. Di tingkat SMP, nilai rata-rata UN SMP/MTs turun 4,36 poin, sementara di tingkat SMA/MA terdapat peningkatan nilai sebesar 1,8 poin.

Peningkatan nilai indeks integritas UN memperlihatkan bahwa penerapan nilai-nilai kejujuran dalam pelaksanaan UN semakin tumbuh. Selain itu, terdapat dampak positif yakni semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kejujuran dalam proses pendidikan. Kendati demikian, indeks integritas dalam pendidikan tidak hanya semata mengenai integritas akademik, apalagi hanya diartikan integritas pelaksanaan ujian.

Implikasinya, pengukuran integritas perlu diperluas sehingga dapat mencakup unsur-unsur lain yang dapat mengukur integritas secara objektif, tidak hanya terbatas dalam pelaksanaan UN. Selain itu, perlu adanya definisi operasional unsur-unsur integritas yang  dapat diukur secara empiris sehingga dapat menjadi masukan kebijakan yang dapat digunakan untuk implementasi program pendidikan lainnya.

Untuk menjawab permasalahan di atas, konsep integritas dalam penelitian ini dirumuskan meliputi dua dimensi yaitu religiusitas dan kebangsaan. Indeks Integritas yang merupakan komposit religiusitas dan kebangsaan dalam penelitian ini diukur melalui empat nilai fundamental (kujujuran, tanggung jawab, toleransi dan cinta tanah air).  Untuk kelancaran dan akurasi hasil survei ini, penyelanggara melibatkan berbagai para pakar dari lintas sektoral. Penyusunan instrumen pengumpulan data (IPD) survei ini melibatkan para peneliti dan dosen di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui uji pakar, sekaligus dalam teknik samplingnya melibatkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Survei direncanakan dilakukan pada siswa-siswi pendidikan menegah atas di madrasah dan sekolah, yaitu di Madrasah Aliyah dan SMA. Karena survei ini skala nasional, maka responden diharapkan berasal dari  34 propinsi dengan jumlah sampel 1158 sekolah (margin of error 3%). Dimana setiap sekolah yang terpilih secara random sistematik di ambil 10 siswa yang dipilih secara sistematik juga. Total responden kurang lebih melibatkan  siswa 11.580 orang. Dari jumlah tersebut, terandom lembaga sekolah SMA sebanyak 708 lembaga di 164 kabupaten/kota yang tersebar di 34 propinsi dan 450 MA yang tersebar di 133 kabupaten/kota pada 34 propinsi

Koordinator kegiatan Survei Integritas Siswa, Husen Hasan Basri, menyatakan tujuan dari penelitian “Indeks Integritas Siswa”ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis indeks integritas, religiusitas dan kebangsaan peserta didik pada jenjang menengah secara nasional maupun level provinsi. Sedangkan target penelitian ini adalah terumuskannya besaran indeks integritas, religiusitas dan kebangsaan peserta didik pada jenjang menengah, dan data serta informasi permasalahan integritas siswa di lembaga pendidikan.

Kegiatan ini menjadi prioritas Puslitbang Pendididikan Agama dan Keagamaan dilihat dari urgensi hasil yang ingin didapatkan. Integritas adalah salah satu nilai yang sedang disorot sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan karakter siswa melalui pendidikan. Hasil survei ini nantinya digunakan untuk menyusun indeks integritas siswa dalam skala nasional maupun skala masing-masing provinsi. Para pelaku pendidikan akan terbantu dengan adanya hasil survei ini.

Untuk menyukseskan kegiatan survei integritas ini, Dr. Murtadlo, Kepala Bidang Litbang Pendidikan Keagamaan sekaligus sebagai penanggung jawab penyelenggaraan kegiatan survei menyebutkan bahwa kegiatan ini melibatkan para peneliti dari tiga balai penelitian agama, yaitu BLA Jakarta, BLA Semarang dan BLA Makassar. Kegiatan ini merupakan kegiatan survei pertama yang dilakukan secara kolaboratif antara Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan dengan Balai-balai. Selama ini penelitian kolaboratif secara terpadu masih sebatas wacana, maka dengan adanya survei integritas ini gagasan penelitian integratif berhasil dilakukan. [Murtadlo/bas].

Sumber foto: https://www.google.co.id

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI