Moderasi Beragama Agar Menjadi Cara Pandang Gen Z Melihat Bangsa

14 Jun 2023
Moderasi Beragama Agar Menjadi Cara Pandang Gen Z Melihat Bangsa
Kaban Suyitno pada “Fullday Meeting Review Kedua Penyusunan Buku Saku Moderasi Beragama bagi Generasi Z” di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)----Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Suyitno, mengatakan Buku Saku Moderasi Beragama bagi Generasi Z sudah cukup memadai. Meskipun ketika dilakukan diseminasi, boleh jadi masih ada beberapa masukan di lapangan terutama dari adik-adik BEM atau DEMA atau bahkan mungkin dari OSIS.

“Tentu kita tidak akan menutup untuk menerima masukan-masukan itu karena memang buku ini dirancang untuk mereka. Ekstrimnya sebenarnya mestinya dari mereka untuk mereka. Bukan dari kita untuk mereka,” ujar Kaban.

Hal tersebut dikemukakan Kaban saat memberikan arahan pada “Fullday Meeting Review Kedua Penyusunan Buku Saku Moderasi Beragama bagi Generasi Z” yang diselenggarakan Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

“Karena kalau dari kita untuk mereka, jangan-jangan tidak nyambung. Jadi, memang sengaja dari mereka untuk mereka dalam konteks agar kontennya itu bisa dipahami sesuai dengan usia pergaulan mereka,” ungkap Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini.

Oleh karena itu, kata Kaban, kita sangat berkepentingan dengan Generasi Z agar ini menjadi bagian cara pandang mereka melihat bangsa ini.

Terkait isi buku, Kaban memberikan catatan penting. Pertama, misalnya, judul Do you know Apa itu Moderasi Beragama. Penjelasannya masih sangat konvensional dan definisinya sangat literal. Ini bisa disederhanakan dengan bahasa yang lebih simpel. Jangan menggunakan bahasa yang masih definitif. “Tapi, moderasi beragama adalah beragama yang memanusiakan manusia. Penuh penghargaan, memuliakan orang. Substansinya saling menghargai,” tegas Kaban

Kedua, halama 26, Peran Gen Z Generasi Connected.  Datanya mati. Ini data serius. Sebenarnya yang mau disampaikan adalah betapa berperannya Generasi Z itu kita jadikan duta moderasi beragama karena hari-hari mereka, habit mereka dengan internet. Karena ketergantungan  mereka dengan internet itu, maka kita jadikan mereka sebagai agen penting untuk penguatan Moderasi Beragama. Sayangnya datanya masih mati. Kecuali menggambarkan bahwa Kominfo merilis trend dari Gen Z terkait penggunaan internet.

“Data ini harus diberi meaning, dimaknai … Kalian ini penting buat bangsa. Sekecil apa pun peran kalian dalam penguatan MB itu akan bermakna untuk bangsa ini. Jadi, ingin menunjukkan dengan data ini mereka orang-orang yang sangat bermakna untuk kehidupan masa depan bangsa,” sambung Kaban.

Ketiga, judul Dimana Bumi Dipijak, di situ Langit Dijunjung. Isinya tarik tambang. Ini sebenarnya konsepnya penerimaan terhadap budaya lokal. Yang harus digambarkan dalam ilustrasi adalah kayanya tradisi kita. Boleh menggambarkan tarik tambang tapi kurang mewakili. Begitu pun dengan ilustrasi masjid tidak relevan.

“Pasti pemahaman saya akan lebih  dekat dengan tradisi lokal. Lebih-lebih kemudian gambarnya onta segala macam malahan engga nyambung. Jangan dikesankan Islam dengan itu. Islam Indonesia itu Islam yang pake kopya ini, sarungan, ya Islam Nusantara. Jadi, beragama Islam tapi tidak keluar dari konteks lokalnya supaya tidak ada kesan mengimpor,” pungkas Kaban.

 

 

 

 

Penulis: Abas
Editor: Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI