Puslitbang LKKMO Seminarkan Hasil Survei Persepsi Auditee terhadap Kinerja Auditor Itjen

27 Nov 2017
Puslitbang LKKMO Seminarkan Hasil Survei Persepsi Auditee terhadap Kinerja Auditor Itjen

Bogor (24 November 2017). Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (Puslitbang LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI menggelar seminar hasil penelitian berjudul ‘Persepsi Auditeeterhadap Kinerja Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Agama’. Seminar digelar di Hotel Permata, Babakan, Bogor, Kamis-Jumat, 23-24 November 2017.

Kepala Puslitbang LKKMO, Choirul Fuad Yusuf, dalam pembukaan kegiatan bercerita panjang tentang fenomena korupsi di republik ini. Menurut dia, indeks korupsi Indonesia tahun ini mengalami perbaikan. Transparency International menyatakan, indeks korupsi Indonesia kini di urutan 91 dari 176 Negara.

“Berbeda pada 2009, Indonesia saat itu berada di ranking 146 dari 176 negara. Kita berharap pada 2018 nanti ada perubahan ranking yang lebih baik lagi,” kata Choirul Fuad Yusuf di hadapan peserta seminar, Kamis (23/11).

Fuad, sapaan akrabnya, menambahkan, hubungan dengan fenomena ini, Itjen sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) merupakan faktor menentukan bagi pengecilan tingkat korupsi di Indonesia. Maka, kualitas kinerja auditor dan aparat lainnya yang terkait dengan pengendalian ini menjadi faktor penentu tinggi rendahnya korupsi guna menuju clean governmentdan good governance. “Taat asas menjadi sangat penting,” tandasnya.

Kegiatan ini, lanjut dia, bertujuan untuk menyampaikan hasil penelitian bertema pengawasan internal yang dilakukan oleh Puslitbang LKKMO Balitbang Kemenag yang telah menyurvei responden dari kalangan pimpinan dan staf di UIN/IAIN, Kanwil Kemenag, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, dan Madrasah. Responden tersebar di enam provinsi, yakni di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Responden diminta untuk menanggapi pelaksanaan audit oleh auditor Itjen mulai dari entry briefing, proses audit, perumusan hasil audit, dan expose hasil audit.

Selain Choirul Fuad, di hari pertama hadir pula Inspektur Wilayah II Itjen Kemenag, Maman Saepulloh, yang memberikan materi tentang ‘Paradigma Baru Pengawasan Internal Berbasis Edukasi dan Pencegahan di Lingkungan Kemenag.’ Dalam paparannya, Maman menjelaskan tujuan pengawasan internal di lingkungan kementerian Agama RI.

“Banyak ASN yang merasa takut jika mendengar kata pengawasan. Padahal bila ditelaah lagi, tujuan pengawasan ini bisa menjadi selaras dengan visi Inspektorat Jenderal Kemenag itu sendiri. Jadi, Bapak dan Ibu tidak usah takut dengan adanya Itjen,” seloroh Maman disambut tawa hadirin.

Pada penyampaian hasil penelitian di hari kedua, Dr. Amril Muhammad memaparkan hasil penelitiannya secara panjang lebar, mulai dari latar belakang hingga evaluasi pascapenelitian. Hasil penelitian secara umum menyatakan bahwa persepsi auditeeterhadap empat tahapan kerja audit masuk dalam kategori baik. Dari rentang skor 10, berbagai persepsi tersebut memperoleh skor 7.44 untuk persepsi terhadap entri briefing; 7.39 untuk persepsi terhadap proses audit; 7.19 untuk persepsi terhadap  perumusan hasil audit; dan 7.50 untuk skor persepsi terhadap proses expose.

Walaupun persepsinya baik, lanjut Amril, beberapa saran untuk memperbaiki kinerja auditor disampaikan oleh responden. Saran tersebut antara lain perlunya peningkatan SDM baik kuantitas dan kualitas. Perlu peningkatan kemampuan komunikasi baik lisan atau tulisan. Penguasaan terhadap regulasi perlu diperkuat, mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pendampingan dan mediasi, dan saran membangun lainnya. “Penelitian ini juga berupaya menjaring data terkait berbagai kendala teknis dan psikologis selama proses audit berlangsung serta upaya mengatasinya,” tegas Amril.

Sesi pemaparan hasil penelitian dinarasumberi oleh Dr. Nurhattati Fuad dari Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Kemudian dilanjutkan pembahasan oleh Ketua Tim SAKIP Itjen Kemenag yang membahas tema ‘Problematika Pengawasan Internal di Lingkungan Kemenag.’

Dalam kesempatan ini, narasumber berdialog aktif dengan peserta yang mempunyai uneg-uneg terhadap apa yang dialami selama proses audit di satker masing-masing. Banyak yang memberi kritik dan masukan yang membangun kepada Itjen Kemenag supaya tetap proaktif dalam mendampingi satuan kerja Kemenag yang ada.

Panitia juga menerima masukan dari peserta untuk melanjutkan penelitian serupa dengan lingkup lebih luas dengan melibatkan satker pusat dan daerah. Tujuannya tentu untuk memperkuat basis data hasil penelitian bertema pengawasan internal oleh di Inspektorat Jenderal Kemenag. “Agar kemudian hari hal itu bisa menjadi proses evaluasi terus-menerus terhadap kinerja auditor Itjen Kemenag,” ujar koordinator penelitian, Retno Kartini Imansyah.

Seminar dihadiri 50 orang peserta terdiri dari pejabat struktural dan fungsional dari unit eselon I Kementerian Agama RI, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kanwil Kemenag DKI, Kantor Kemenag Kota Bogor, Kantor Kemenag Kabupaten Bogor,  dan para kepala madrasah. Selain itu sejumlah peneliti, pegawai dan pejabat struktural  Puslitbang LKKMO hadir dalam acara tersebut pegawai dari  Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, Pusdiklat  Adminitrasi, dan Sekretariat Balitbang Diklat.

Ova Faiq/bas/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI