Ubah Paradigma Pelatihan, Cara ini Dirasa Lebih Berdampak!

2 Mei 2024
Ubah Paradigma Pelatihan, Cara ini Dirasa Lebih Berdampak!
Kaban Suyitno pada kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA), di Ciputat, Kamis (2/5/2024).

Ciputat (Balitbang Diklat)---Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), substansinya adalah melayani masyarakat. Apa pun yang dilakukan, itu harus bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, bukan hanya dirasakan oleh ASN itu sendiri.

 

Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno, mengungkapkan permasalahan kerja ASN kita itu selama ini masih rutinitas berdasarkan aturan. Menurutnya, kita menginginkan not only based on regulation but also to outcomes

 

“Kata kuncinya, sesuai aturan itu tidak selalu berdampak, maka hati-hati kalau hanya berhenti sesuai aturan,” tegas Suyitno kepada seluruh peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA), di Ciputat, Kamis (2/5/2024). 

 

Dikatakan Suyitno, pihaknya kini tengah melakukan reformulasi pelatihan. Salah satunya dirancang dalam bentuk pelatihan yang berbasis masyarakat dan berkelanjutan. Maknanya, tidak berhenti di ruang kampus atau di mana tempat para peserta bertugas. 

 

Pelatihan community based, harus bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tegas Suyitno.

 

Cara mengukur pelatihan yang bisa dirasakan masyarakat, yaitu dengan konsep Corporate University. Karena basisnya corporate, lalu diklat yang berdampak itu adalah yang dibutuhkan oleh institusi, bukan yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan. 

 

Guna menunjang pelatihan yang berdampak dan berkelanjutan ini, beberapa mata diklat sudah banyak yang dirombak. Kurikulum silabusnya ditata ulang, dan para widyaiswaranya di-upgrade kemampuannya melalui proses karantina di Pare, Kediri, yang selanjutnya akan dikirim ke Korea.

 

“Hal ini agar para widyaiswara memiliki mindset standar internasional, dan memiliki wawasan yang luas untuk mengelola diklat yang berdampak,” ungkapnya.

 

Pada kesempatan tersebut, Suyitno berharap kepada seluruh peserta saat membuat proyek perubahan nanti, pastikan proyek yang berdampak. Identifikasi masalah di lembaganya masing-masing, lalu apa yang akan dilakukan untuk merubah hal tersebut.

 

“Pastikan proyek perubahan (proper) yang dibuat itu berdampak before after-nya, termasuk cara berpikir atau mindset-nya juga harus berubah,” ucapnya.

 

Sebelumnya, Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi, Syafi’i, dalam laporannya mengatakan PKA klasikal tahap pertama ini, diikuti 40 peserta. Terdiri dari utusan Kantor Wilayah Kementerian Agama 26 orang, dan perwakilan dari PTKN 14 orang. “Seluruhnya jabatan struktural di unit kerja masing-masing,” pungkasnya. (Barjah/bas/sri)

   

 

 

Penulis: Barjah
Sumber: Barjah
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI