Di masyarakat, KUA dipandang hanya sebagai instansi di Kementerian Agama yang mengurus perkara nikah-cerai. Pandangan ini menunjukkan tantangan KUA dalam memperkuat peran dan fungsi dalam urusan lainnya. Padahal dari sisi jangkauan, KUA merupakan institusi strategi sebab menjangkau hingga tingkat kecamatan dan kelurahan/desa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan, institusi ini memiliki beragam fungsi penting. Mulai urusan nikah dan rujuk, statistik layanan dan bimbingan masyarakat Islam; bimbingan keluarga sakinah, kemasjidan, hisab rukyat, hingga zakat dan wakaf.

Dalam program prioritas Kemenag RI 2020 – 2024, revitalisasi KUA menjadi salah satunya. Terdapat lima transformasi layanan KUA dalam program revitalisasi. Pertama, garda terdepan Kementerian Agama dalam pelayanan publik. Kedua, pusat layanan keagamaan bagi masyarakat. Ketiga, pusat pemberdayaan ekonomi umat. Keempat, KUA menjadi pusat data keagamaan yang dilengkapi dengan sistem deteksi dan respons dini terhadap konflik keagamaan. Kelima, rumah moderasi beragama berbasis komunitas. Buku ini menyajikan gambaran mengenai upaya revitalisasi peran dan tugas KUA.

Buku ini menggambarkan pula bagaimana tingkat kepuasan publik terhadap layanan KUA. Seperti terlihat dalam buku ini, publik umumnya mengetahui Sistem Informasi Manajemen Nikah (Simkah) dan pendaftaran nikah dalam jaringan (online). Ini dicapai dengan masifnya sosialisasi yang dilakukan Kemenag RI. Selain capaian, buku ini juga menggambarkan berbagai tantangan yang KUA hadapi. Di antaranya mengenai keterbatasan sarana-prasarana. Sebagian besar tanah KUA masih belum milik Kementerian Agama.

Kami berterima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini. Kami berharap buku ini berkontribusi bagi penguatan dan langkah- langkah inovasi KUA.
[unduh]
Jakarta, November 2023