“Wong Kito Galo” Kearifan Lokal yang Mampu Memitigasi Konflik Perbedaan

29 Nov 2023
“Wong Kito Galo” Kearifan Lokal yang Mampu Memitigasi Konflik Perbedaan
Kaban Suyitno pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Resolusi Konflik Bernuansa Agama yang diselenggarakan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan di Hotel Mercure Kota Padang, Rabu (29/11/2023).

Padang (Balitbang Diklat)---Warga Palembang mungkin tidak asing dengan slogan kearifan lokal “wong kito galo” atau maknanya jika di-Indonesia-kan menjadi kita semua bersaudara. 

 

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kemenag RI Prof. Suyitno pada Focus Group Discussion (FGD) Resolusi Konflik Bernuansa Agama yang diselenggarakan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan di Hotel Mercure Kota Padang, Rabu (29/11/2023).

 

Menurut Kaban, slogan yang melekat di Kota Palembang tersebut mencerminkan sikap masyarakat yang sepakat menganggap bahwa mereka bersaudara tanpa melihat agamanya, sukunya, atau latar belakang apa pun.

 

“Dari kearifan lokal itu akan dijadikan pengayaaan sebagai mitigasi sesuai karakteristik daerah. Sekaligus untuk memperkaya konsep nasionalisme,” ujar Kaban.

 

Kaban Suyitno menilai, ada beberapa indikator yang dapat memicu konflik. Mulai dari ekonomi, sosial, gender hingga agama. Tetapi sebagai Kementerian yang membawahi bidang agama pihaknya akan memfokuskan mitigasi pada bidang terkait dari peta-peta yang mungkin terjadi pada berbagai wilayah di Indonesia.

 

“Maka kita harus menjadi tokoh terdepan yang berperan penting tentang isu inklusifime bukan eksklusifisme,” tegasnya.

 

Melalui kegiatan ini, Kaban berharap dapat mendeteksi peta sosial keagamaan yang ada di Indonesia dari berbagai perspektif. 

 

Turut hadir pada kegiatan tersebut Kepala Balai Diklat Keagamaan Padang Risani, M.H. dan tokoh dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumatera Barat. (Fitria/sri)

   

 

Penulis: Fitria
Sumber: BDK Padang
Editor: Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI