Asupan Gizi Akademik: 15 Widyaiswara Ikuti Pelatihan Personalised Learning University of Canberra
Badung (BMBPSDM)---Skenario peningkatan kompetensi yang dirancang dengan tepat akan memberikan asupan gizi akademik secara maksimal. Skema materi yang dirancang dengan baik, terbukti mampu meningkatkan kompetensi secara signifikan terutama bagi widyaiswara Kementerian Agama.
Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Suyitno mengatakan pentingnya peningkatan kompetensi bagi perangkat pelatihan, khususnya widyaiswara. Sebab selama ini hanya berfokus pada berfokus pada peserta diklat, sementara para widyaiswara nyaris tidak pernah mendapat sentuhan.
“BMBPSDM kini berfokus pada peningkatan kompetensi widyaiswara, baik berupa sumber daya, knowledge sharing, maupun program yang berdampak signifikan bagi kapasitas dan kompetensi mereka,” ungkap Kaban Suyitno saat memberikan arahan secara virtual pada penutupan Pelatihan Pengembangan Widyaiswara-Transcontinental Training di Jimbaran, Jumat (13/12/2024).
Kegiatan merupakan kerja sama Pusat Pengembangan Kompetensi SDM Kementerian Agama dengan Asociate Professor University of Canberra yang digawangi oleh Prof. Maya Gunawardena, Dr. Sitti Maesuri, dan Dr. Emily Hills. Pelatihan berlangsung pada 1 s.d. 14 Desember 2024 dengan mengusung tema ‘Advancing Indonesia Education Through Australian Personalised Learning Practices’.
Menurut Kaban, jika distimulus dengan tepat, maka potensi terbesar dari setiap individu akan tampak. “Melalui short-course ini, para widyaiswara sedang mengembangkan implementasi konsep pelatihan agar bisa terus memberikan dampak yang lebih besar ke depannya,” tuturnya.
“Selama ini, widyaiswara hanya memproduksi pengetahuan atau materi, tetapi tidak pernah mendapatkan asupan gizi akademik yang baru. Rutinitas mengajar nyaris tidak menghasilkan inovasi. Namun, begitu diberikan sedikit waktu dan stimulasi, hasilnya luar biasa,” urainya.
Kaban berpendapat bahwa stimulasi untuk peningkatan potensi tersebut menunjukkan dampak yang besar. Setelah mengikuti pelatihan, para widyaiswara diharapkan dapat mendiseminasi semua diperoleh kepada rekan di Pusbangkom maupun Balai Diklat Keagamaan.
Terakhir, Kaban mengimbau agar peningkatan kompetensi bisa berbasis kebutuhan peserta pelatihan sebab pembelajaran selama ini sering tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik. “Oleh karena itu, program seperti Personalized Learning ini dirancang agar lebih produktif dan berdampak, bukan sekadar rutinitas,” pungkasnya.
Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Pusbangkom SDM Kemenag Mastuki, Asociate Professor University of Canberra Prof. Maya Gunawardena, Dr. Sitti Maesuri, dan Dr. Emily Hills, serta 15 widyaiswara terpilih yang mengikuti short-course.
Berikut nama widyaiswara yang mengikuti Pelatihan Pengembangan Widyaiswara-Transcontinental Training ‘Advancing Indonesia Education Through Australian Personalised Learning Practices’ dari University of Canberra:
1. Neneng Maria Kiptyah, Widyaiswara Ahli Madya dari Pusdiklat Tenaga Administrasi;
2. Cut N. Ummu Athiyah, Widyaiswara Ahli Utama dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan;
3. Efa Ainul Falah, Widyaiswara Ahli Madya dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan;
4. Mulyadi Idris, Widyaiswara Ahli Madya dari BDK Aceh;
5. Erfiati, Widyaiswara Ahli Madya dari BDK Aceh;
6. Rizal Hatapayo, Widyaiswara Ahli Pertama dari BDK Ambon;
7. Reza Fauzi, Widyaiswara Ahli Pertama dari BDK Bandung;
8. Euis Setiawati, Widyaiswara Ahli Madya dari BDK Bandung;
9. Syaifullah, Widyaiswara Ahli Madya dari BDK Banjarmasin;
10. Hendri, Widyaiswara Ahli Madya dari BDK Pandang;
11. Rahman Ibrahim Numare, Penyusun Rencana Kehumasan dan Perpustakaan dari BDK Padang;
12. Agustina, Widyaiswara Ahli Madya dari BDK Palembang;
13. Atika Yusni Ferdina, Widyaiswara Ahli Pertama dari BDK Palembang;
14. Ida Fitri Dianingrum, Widyaiswara Ahli Muda dari BDK Semarang;
15. Widayanto, Widyaiswara Ahli Utama dari BDK Surabaya.
(Dewi Indah Ayu D)