Saat Kasih Sayang Diajarkan di Kelas: Membedah Kurikulum Cinta dari Kemenag

10 Jul 2025
Saat Kasih Sayang Diajarkan di Kelas: Membedah Kurikulum Cinta dari Kemenag
Kepala BMBPSDM Muhammad Ali Ramdhani saat memberikan arahan pada diskusi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). dengan UIN Mataram Nusa Tenggara Barat melalui zoom meeting, Kamis (10/7/2025).

Mataram (BMBPSDM)---Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama melalui Pusat Strategi Kebijakan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Pustrajak Penda) kembali mendiskusikan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Kali ini merangkul UIN Mataram Nusa Tenggara Barat.

 

Kepala BMBPSDM Kemenag Prof. Muhammad Ali Ramdhani yang didaulat memberi arahan dan membuka resmi kegiatan mengatakan bahwa KBC merupakan upaya membumikan nilai-nilai kasih sayang dan penghormatan terhadap kemanusiaan dalam sistem pendidikan.

 

“Oleh karena itu, penting sekali mendiskusikan KBC ini. Sebab pendidikan itu berangkat dari nilai-nilai kemanusiaan, cinta kasih, dan spiritualitas dalam membentuk generasi masa depan,” kata Kaban Dhani melalui Zoom Meeting dari Jakarta, Kamis (10/7/2025).

 

Dalam FGD Strategi Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Madrasah bertema ‘Kurikulum Berbasis Cinta Membangun Pembelajaran Humanis dan Bermakna’ ini, Kaban mengapresiasi kerja sama dengan UIN Mataram.

 

“Ini merupakan forum penting dalam merumuskan arah transformasi pendidikan madrasah di Indonesia,” ujarnya mengawali sambutan.

 

Dalam sambutannya, Kaban Dhani menyampaikan bahwa pendidikan yang hanya berorientasi pada capaian akademik dan kognitif tanpa mengindahkan dimensi afektif dan spiritual akan melahirkan generasi yang cerdas namun kering nilai.

 

“Cinta adalah energi dasar dalam agama dan kehidupan. Kurikulum Berbasis Cinta merupakan upaya membumikan nilai-nilai kasih sayang dan penghormatan terhadap kemanusiaan dalam sistem pendidikan. Ia bukan sekadar pendekatan pedagogis, melainkan jalan hidup dalam mendidik,” tuturnya.

 

Lebih lanjut, Kaban menyebut bahwa Kemenag melalui BMBPSDM akan terus mendorong pembaruan paradigma pendidikan berbasis spiritualitas transformatif yang berakar pada nilai-nilai agama dan budaya lokal.

 

Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini juga mengingatkan pentingnya peran guru sebagai figur sentral dalam keberhasilan implementasi KBC. Guru bukan hanya pengajar, tapi juga pendidik jiwa yang menghadirkan cinta dalam setiap proses pembelajaran.

 

Pendekatan baru pendidikan

Kepala Pustrajak Penda, Prof. Rohmat Mulyana Sapdi, dalam laporannya mengatakan bahwa FGD ini merupakan bagian dari upaya memperkuat transformasi pendidikan keagamaan agar lebih inklusif, empatik, dan berorientasi pada karakter.

 

“KBC didorong sebagai pendekatan baru dalam proses pembelajaran di madrasah, yang menempatkan cinta kasih, empati, dan penghargaan terhadap kemanusiaan sebagai fondasi utama dalam kegiatan belajar mengajar,” ujarnya.

 

Guru Besar Bidang Pendidikan Nilai ini menyampaikan bahwa KBC adalah refleksi atas kebutuhan pendidikan yang tidak hanya mentransmisikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan penguatan spiritualitas.

 

“Kurikulum Berbasis Cinta merupakan tawaran solusi untuk menjawab tantangan pendidikan hari ini yang cenderung menekankan capaian kognitif semata. KBC mendorong tumbuhnya pendidikan yang lebih manusiawi, menghargai proses, dan membangun relasi yang bermakna antara guru dan murid,” tandasnya.

 

Sementara itu, Rektor UIN Mataram Prof. Masnun Tahir via Zoom Meeting menegaskan pentingnya kolaborasi antara Pustrajak Penda dan kampus dalam merumuskan strategi kurikulum yang kontekstual dan relevan. Ia menilai KBC selaras dengan semangat Islam rahmatan lil ‘alamin yang mengedepankan kasih sayang dan keadaban dalam pendidikan.

 

Selain Kaban Dhani, FGD ini juga menghadirkan beberapa narasumber dari kalangan akademisi. Yakni, Prof. Saparudin (Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram) dengan paparan berjudul: Menakar Materi Pembelajaran KBC, Prof. Lubna (Dosen UIN Mataram) dengan materi bertajuk Strategi Pembelajaran KBC, dan Prof. Kamaludin Yusra (Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) dengan materi Evaluasi KBC. 

 

Diskusi yang dihadiri 30 peserta dari kalangan dosen dan tenaga kependidikan ini berlangsung dinamis dan seru. Membahas dimensi filosofi KBC, desain implementasi kurikulum di madrasah, hingga tantangan dan strategi dalam proses internalisasi nilai cinta dalam pembelajaran.

(Ova)

Penulis: Ali Musthofa Asrori
Sumber: Pustrajak Pendidikan Agama
Editor: Dewi Indah Ayu D.
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI