Keragaman dan Kemajemukan Bukan Ancaman Disintegrasi

22 Mar 2012
Keragaman dan Kemajemukan Bukan Ancaman Disintegrasi

Jakarta, (22/3) - Keragaman dan kemajemukan bukanlah sebuah ancaman disintegrasi dalam kehidupan berbangsa dan sosial budaya, namun merupakan sebuah potensi yang harus dikelola secara bijaksana untuk kesejahteraan bersama.

Sebuah pesan sarat makna dari Gubernur Provinsi Sumatera Barat dalam sambutan tertulisnya pada acara Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural antara Pemuka Agama Pusat dan Daerah tahun 2012 yang diselenggarakan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Senin (19/3).

 

Dialog yang mengundang beberapa narasumber dari Kesbangpol Linmas, Tokoh Agama dan tokoh adat mengikutkan peserta daerah dan pusat yang mewakili segenap unsur penganut agama.  Sedangkan para Pemakalah dalam dialog ini adalah para tokoh agama Sumbar yang mewakili semua agama. 

Seluruh tokoh agama dan adat yang hadir menyatakan dialog ini penting sebagai bagian dari pengembangan wawasan, memperlancar komunikasi, menumbuhkembangkan sikap toleransi, saling menghormati, saling pengertian, saling memahami, saling menghargai, kerjasama, serta saling menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa.  Para tokoh agama memahami bahwa yang didialogkan bukan masalah doktrin keyakinan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi implementasi ajaran pada dimensi sosial, interaksi sosial yang membangun kehidupan sosial yang harmoni.

Masyarakat Minang pada dasarnya masyarakat homogen, memegang teguh pada adat dan agama Islam, namun juga masyarakat yang terbuka.  Dibuktikan masyarakat minang secara bertahap menerima masuknya pendatang komunitas luar yang membawa serta agama dan adat istiadat yang berbeda dengan komunitas minang

Selain menggelar dialog multikultural tingkat provinsi dan kabupaten/kota, Badan Litbang dan Diklat juga melakukan safari rumah ibadat di Bukittinggi.  Safari rumah ibadat diawali dengan mengunjungi Masjid tertua di kota Padang Masjid Raya Ganting.  Setelah itu rombongan bergerak ke Vihara Budhawarman yang terletak tepat di pinggir pantai, jl. Muaro kota Padang.  Destinasi berikutnya yaitu Gereja HKBP jl. Syafei dan Gereja Katholik di jl. Sudirman No. 67 Bukittinggi. 

Di sela-sela kunjungan, berlangsung dialog singkat antara pemuka agama di tempat ibadat dengan Majelis-majelis agama pusat dan dirjen Urusan Agama atau yang mewakili dari Kementerian Agama RI. (Puslitbang1/RPS)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI