Transfer of Value, Tugas Berat Para Guru RA

17 Mar 2023
Transfer of Value, Tugas Berat Para Guru RA
Kaban Suyitno dalam kegiatan Pelatihan Metodologi Pembelajaran, yang diselenggarakan BDK Surabaya di Kantor Kemenag Kabupaten Pasuruan, Jumat (17/03/2023).

Pasuruan (Balitbang Diklat)---Salah satu tonggak pendidikan basisnya dimulai dari bawah. Dan, tugas guru tidak mudah, karena anak-anak usia dini seperti itu membutuhkan talen-talen khusus, keterampilan khusus; tidak seperti kita memberikan pengajaran kepada anak usia SD ke atas.

“Tantangan yang tidak ringan sebagai guru Raudlatul Athfal (RA) itu karena penguatannya pada transfer ilmu.  Yang tidak mudah adalah cara menyampaikannya atau transfer of value, menanamkan nilai. Transfer ilmu itu yang menjadi basisnya pendidikan kita,” ujar Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kemenag, Prof. Suyitno. 

Hal tersebut disampaikan Kaban di hadapan para guru RA peserta Pelatihan Metodologi Pembelajaran, yang diselenggarakan  Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya di Kantor Kemenag Kabupaten Pasuruan, Jumat (17/03/2023).

Kaban berharap kepada seluruh guru RA untuk mengenalkan anak-anak usia dini dengan sains, setidaknya tentang bagaimana mencintai lingkungan.

Menurut Kaban, dalam konteks beragama ialah menanamkan budaya bersih, budaya yang paling mahal. “Ini penting harus ditanamkan sejak dini, karena kita sudah menanamkan kebersihan sejak dini kepada anak-anak, nantinya saat dewasa akan terbiasa,” ucapnya.

Selanjutnya, Kaban mengatakan  perlunya menanamkan sifat transparansi dan keterbukaan supaya sejak dini anak-anak kita jadi orang-orang yang terbuka, sehingga kemudian menggambarkan integrasi masa depan yang bersih.

Pada kesempatan tersebut, Kaban juga menjelaskan di Balitbang tahun ini sudah menginovasi diklat Massive Open Online Course (MOOC). Menurutnya, ini merupakan diklat online yang terbuka, sifatnya fleksibel serta bisa diikuti kapanpun, dan oleh siapapun. “Kita akan terus mengembangkan diklat-diklat online, dengan Learning Management System atau LMS,” kata Kaban.

Namun, Kata Kaban, diklat yang bisa dilakukan secara offline hanya transfer of value, moderasi beragama, sedangkan untuk diklat yang sifatnya peningkatan kompetensi itu akan kita lakukan dengan perubahan skema MOOC.

“Bertahap, karena kompetensi widyaiswaranya harus di-upgrade dahulu, kemudian semua materi diklatnya didigitalkan, lalu server-nya harus kuat dan pelaksanaannya dikontrol lewat online,” tutur Kaban.

Kaban juga berharap adanya jaminan mutu supaya piagam diklat itu betul-betul bermutu sesuai dengan standar yang kita harapkan.

“Jumlah guru RA yang banyak sangat mungkin nanti akan kita berikan diklat dalam bentuk online, dan itu sebagai solusi untuk menjawab jumlah peserta diklat yang sangat banyak,” ucap Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini.

Capaian yang sangat luar biasa, kata Kaban, baik itu capaian diklat yang mampu menyelesaikan diklat sampai lulus bukan hanya formalitas saja, akan tetapi bagaimana implikasinya bisa termanifestasi pada RA-nya masing-masing.

“Artinya, saya sering mengibaratkan Bapak/Ibu peserta diklat saat ini sedang di-refresh. Ibarat HP sedang di re-charge. Saya berharap berdampak perubahan, bagaimana muatan metodologi pembelajaran disampaikan oleh para widyaiswara kemudian me re-charge ulang pada anak-anak kita,” tandas Kaban. (Barjah/sri)

Penulis: Barjah
Editor: Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI