ASN Hebat Dimulai dari Diri Sendiri: Pesan Inspiratif untuk Peserta Latsar CPNS di Manado

Manado (BMBPSDM)---Menjadi aparatur sipil negara (ASN) bukan hanya soal pekerjaan, tetapi tentang membentuk kebiasaan, menumbuhkan kecerdasan, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.
Pesan ini disampaikan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, saat memberikan materi pada Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2025 di wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan (BDK) Manado.
“Kita harus menjadi ASN yang berdampak. ASN Kementerian Agama bukan hanya menjalankan tugas administratif, tetapi harus menghadirkan pengamalan nilai-nilai keagamaan dan membentuk peradaban. Itulah makna dari ‘Kementerian Agama Berdampak’ yang harus menjadi semangat kita bersama,” tegasnya secara daring, Kamis (3/7/2025).
Dalam arahannya, Kaban Dhani menekankan tiga kata kunci yang menjadi mandat Kementerian Agama: rukun, maslahat, dan cerdas. Menurutnya, ketiga aspek tersebut harus menjadi dasar dalam setiap program kerja ASN Kemenag, sekaligus menjadi kontribusi dalam membangun kerukunan dan meningkatkan kualitas masyarakat.
“Kita harus membangun kerukunan umat beragama, menciptakan kemaslahatan, dan mengembangkan komunitas yang cerdas,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Kaban Dhani juga mengajak peserta untuk mengenali diri mereka sebagai manusia yang berakal dan bertanggung jawab. Ia mengutip pepatah klasik: “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.” Ia menegaskan bahwa manusia bukan sekadar makhluk biologis, melainkan aktor utama dalam pengembangan sumber daya manusia.
Mengutip Aristoteles, Kaban pun mengingatkan bahwa kita adalah apa yang kita biasakan. Kebiasaan baik hanya dapat dibentuk melalui kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan usaha yang konsisten.
“Pengetahuan tanpa keterampilan tidak cukup. Keduanya tanpa usaha, tidak akan menghasilkan apa-apa. Belajar itu seperti berenang. Kita tidak bisa berenang hanya dengan membaca buku. Kita harus terjun langsung, belajar, dan terus mencoba,” ujarnya memberi contoh.
Lebih jauh, Kaban Dhani juga menyoroti pentingnya kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dalam membentuk ASN yang berkualitas. Ia berpesan agar peserta tidak mengambil keputusan dalam kondisi marah karena kecerdasan emosional yang buruk dapat merusak pengambilan keputusan yang tepat.
Di akhir arahannya, Kaban Dhani mengingatkan bahwa pembangunan SDM Kementerian Agama harus berlandaskan akhlak dan kecerdasan. ”ASN yang baik adalah mereka yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mampu menghadirkan manfaat dan teladan bagi lingkungan sekitar,“ katanya menutup arahan.
Pelatihan Dasar CPNS ini menjadi langkah awal bagi para peserta untuk membentuk kebiasaan, karakter, dan semangat pelayanan yang berkualitas dalam perjalanan mereka sebagai aparatur negara. Latsar diikuti oleh 120 peserta CPNS dan berlangsung selama 21 hari dengan metode distance learning (online).
(Selfi Budiarti)