2 Madrasah Swasta di Sidoarjo Berhasil Implementasikan Kurikulum Merdeka

15 Mei 2023
2 Madrasah Swasta di Sidoarjo Berhasil Implementasikan Kurikulum Merdeka
Suasana observasi dan presentasi di MI Ma’arif dan MINU Mukmin, Senin (15/5/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Lesson learn (pelajaran yang dapat dipetik) tidak harus berasal dari orang pintar atau orang besar. Ia bisa diperoleh dari mana saja. Lesson learn salah satunya didapat dari best practice (praktik baik) pihak lain yang dapat ditiru dan diadaptasi. Hal ini berlaku juga dalam implementasi Kurikulum Merdeka (KM).

Banyak yang masih bingung bagaimana mengimplementasikan KM di satuan pendidikan. Sebagian juga masih bertanya-tanya apa perbedaan KM dengan Kurikulum 2013 sebelumnya. Kondisi faktual ini mendorong Pusdiklat Teknis Kementerian Agama melalui Tim Pengembang Kurikulum Pelatihan melakukan benchmarking (patok banding) ke beberapa madrasah. Kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan kurikulum dan materi pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pelatihan.

Di antara madrasah yang dijadikan lokus patok banding adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Ketegan dan MI Nahdlatul Ulama (MINU) KH. Mukmin. Keduanya madrasah swasta binaan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur.

Mata sejumlah observer yang bertugas dalam giat ini langsung terbelalak saat melihat langsung implementasi KM di dua madrasah yang masing-masing dipimpin oleh seorang ustazah ini. Presentasi Ibu Kamad (Kepala Madrasah) yang memukau dilanjutkan peninjauan proses pembelajaran dan dokumen KM yang tersedia dengan lengkap mengundang decak kagum atas kemampuannya mengimplementasikan KM. “Keren,” itulah sepatah kata yang sempat terlontar dari lisan beberapa observer.

Umi Salamah, Kamad MI Ma’arif Ketegan menuturkan implementasi KM ini awalnya tidak mudah. “Kami baru mendapat bimbingan teknis sekali saja secara online. Belum ada gambaran mulai dari mana dan harus bagaimana. Kami lantas sepakat untuk belajar secara bersama-sama dengan mencari berbagai sumber baik dari internet maupun tenaga ahli”, terang wanita alumni Gontor Putri Mantingan ini.

“Kami unduh dokumen-dokumen tentang KM dan kami datangkan fasilitator yang sudah biasa memberi materi KM. Awalnya kami akan mengimplementasikan KM pada kelas I dan kelas IV sebagaimana tercantum dalam surat penugasan, namun karena yakin sudah cukup menguasai materi KM, kami sepakat menerapkannya untuk seluruh kelas. Alhamdulillah, hasilnya bisa dilihat oleh panjenengan semua”, ungkap Kamad Umi.

Hampir senada dengan Kamad MI Ma’arfi Ketegan, Anis Farida, Kamad MINU KH. Mukmin juga menuturkan upaya kerasnya agar KM bisa diimplementasikan pada tahun ajaran 2022/2023. “Kami belajar ke banyak sumber. Kami datangkan narasumber untuk memberi bimbingan langsung bagaimana KM diterapkan mulai dari mempersiapkan, menyusun instrumen, melaksanakan asesmen, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, dan penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin (P5 PPRA),” tegas Anis.

“Kami baru menerapkan KM di kelas I dan kelas IV, tahun ajaran berikutnya akan kami terapkan untuk semua kelas. Setelah kami praktikkan, ternyata spirit dan substansi KM yang berbasis asesmen dan diferensiasi ini sebenarnya sudah kami terapkan sebelumnya. Namun, dengan adanya KM ini kami bisa lebih memperkuat,” pungkas Kamad Anis. (Efa AF/bas/sri)

Penulis: Efa Ainul Falah
Editor: Abas/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI