32 Persen Peserta Diklat Memiliki Ketergantungan Tinggi Pada Smartphone
Bogor (29 November 2019). Hasil penelitian yang dilakukan Nuraini dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan menyimpulkan 32 persen peserta diklat di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan mengalami kecemasan tinggi bila tidak menggunakan Smartphone. Hal ini disampaikannya saat menjadi pemakalah pada kegiatan Seminar Pendidikan Agama dan Keagamaan, Balai Litbang Agama Jakarta di Hotel Lor In Sentul, Jumat (29/11).
“Tingkat kecemasan menunjukkan bahwa 50 orang (47%) peserta diklat memiliki kecemasan pada tingkat sedang, 34 orang (32%) responen memiliki tingkat kecemasan pada kategori tinggi, 22 orang (21%) peserta diklat memiliki tingkat kecemasan pada taraf yang rendah,” ujarnya di depan sekitar 70 peserta seminar yang terdiri dari peneliti, pemerhati pendidikan, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, guru dan pendidik dari Jabotebak dan Banten.
Dalam pemaparan penelitiannya yang berjudul “Hubungan Penggunaan Smartphone Terhadap Kecemasan Peserta Diklat Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan Dan Keagamaan”, Nuraini mengatakan semakin sering smartphone mendampingi penggunanya dalam kehidupan sehari-hari, maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan yang dialami ketika mereka tidak memiliki akses terhadap smartphone-nya.
“Kecemasan itu timbul karena mereka tidak bisa melakukan panggilan, mengirim pesan, browsing, atau melakukan kontak apapun dengan orang lain (keluarga dan teman), bahkan untuk saat ini intensitas penggunaan smartphone semakin meningkat karena aplikasi yang mempermudah hidup seperti transportasi online, mobile banking sehingga ketiadaan smartphone akan semakin meningkatkan kecemasan.
Dia menjelaskan metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan responden peserta diklat Diklat Teknis Substantif Agribisnis bagi Guru Pondok Pesantren, Diklat Teknis Substantif Perkoperasian bagi Guru Pondok Pesantren, Diklat Teknis Substantif Pentashih Mushaf Alquran dan Diklat Teknis Substantif Tadqiq/Penilaian Buku Pendidikan Agama pada 18 hingga 24 Maret 2019 di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Ciputat dengan responden sebanyak 106 orang.
“Hasil penelitian diperoleh korelasi 0,549 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara penggunaan smartphone dengan kecemasan peserta diklat. Artinya makin tinggi instensitas penggunaan smartphone maka akan makin tinggi pula tingkat kecemasannya, demikian sebaliknya semakin rendah intensitas penggunaan smartphone maka akan makin rendah pula tingkat kecemasan,” ujar Nuraini.
Menanggapi penelitian yang dipresentasikan dalam seminar ini, akademisi UIN Syarif Hidayatullah Khamami Zada mengatakan hasil seminar ini bisa menjadi bagian dari rujukan dan rumusan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan.
“Kegiatan (Seminar Pendidikan) ini bisa menjadi arena untuk desiminasi para peneliti. Terutama untuk memperbaiki kemampuan dan kompetensi penelitian sehingga nanti para peneliti bisa bersaing dengan penelitian-penelitian lain,” ujarnya.
Menurut Khamami, kegiatan yang dilakukan Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) ini sangat bagus sebagai tempat berdiskusi dan bertukar pikiran seputar isu-isu penelitian kontemporer. Hasil penelitian juga bisa menjadi bagian dari rumusan kebijakan.
“Kebijakan itu harus berbasis pada riset. Bukan berbasis pada keinginan pemangku jabatan. Dan hasil riset BLAJ harus bisa menjadi rujukan,” tutur Khamami Zada yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan ini.
Hasil penelitian lain yang dipersentasikan dalam seminar ini antara lain; Penerapan Budaya Sufistik Terhadap Moral Elevation Pada Dunia Pendidikan di Era Global (Wening Purbatin Palupi Soenjoto, STITNU Al Hikmah Mojokerto), Pengembangan Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Melalui Supervisi Akademik, Diklat Dan Kelompok Kerja Guru Di Kabupaten Indramayu Jawa Barat (Ahmad Faozan, Mahasiswa Program Doktor Pengkajian Islam Konsentrasi Pendidikan Islam Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Dampak Gawai Terhadap Perilaku Siswa Madrasah (Nursalamah Siagian, BLAJ), Penanaman Karakter Nasionalisme di Pondok Pesantren (Sumarsih Anwar, BLAJ), dan Potret Pendidikan Agama Keluarga AZ Mantan Narapidana Teroris ( Neneng Habibah, BLAJ).
Seminar Pendidikan Agama dan Keagamaan yang diinisiasi Balai Litbang Agama Jakarta ini berlangsung selama tiga hari, Rabu-Jumat, 27-29 November 2019 di Hotel Lor In Sentul, Bogor. Acara dibuka oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abd. Rahman Mas’ud, didampingi Kepala Balai Litbang Agama Jakarta Nurudin.
Narasumber kegiatan ini antara lain, Wardani Rahayu (Universitas Negeri Jakarta), Rumadi (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia NU), Khamami Zada (akademisi UIN Syarif Hidayatullah), Munawar Holil (Masyarakat Pernaskahan Nusantara, Manassa), dan Ahmad Syafi’i (Indonesia Institut for Society Empowerment, INSEP).[]
Teks/foto: Aris W Nuraharjo
Editor: diad