Academic Writing: The Way to Scopus

12 Mar 2019
Academic Writing: The Way to Scopus

Yogyakarta (11 Maret 2019). “Saya pindahkan kantor Thamrin ke Yogya untuk fokus menyukseskan workshop academic writing. Sebab, saya melihat di LKKMO ini ada kanzan makhfiyyan....harta karung yang tersembunyi, ada mutiara-mutiara yang tersembunyi…”.

Hal tersebut disampaikan Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Muhammad Zain (Kapus LKKMO) dalam sambutannya saat membuka kegiatanworkshop academic writing di Yogyakarta, Senin (11/03).

Tujuan kegiatan ini, untuk memberi bekal tambahan kepada para peneliti LKKMO agar dapat mengartikulasikan temuan-temuan dan gagasan otentik yang selama ini telah digelutinya.

“Tugas peneliti adalah menulis dan terus berkarya. PositioningLKKMO sebagai pemasok kebijakan agar mampu mengkomunikasikan produk-produknya kepada publik. SemogaAcademic writing ini dapat menjadikan good to great, yang baik akan menjadi hebat, meminjam istilah James Collin,” ungkap Zain dalam sambutannya.

Tak lupa juga Zain, menambahkan motto kerja LKKMO tahun ini adalah responsive, futuristic, dan prosperity. Untukresponsive dan futuristic mudah dipahami dengan baik dan benar, kecuali prosperity. Dengan prosperity dimaksudkan adalah tidak hanya terkait dengan kesejahteraan dalam bentuk materi tetapi intellectual property. Bahwa karya akademik para peneliti LKKMO hendaknya didaftarkan menjadi paten atau HAKI seperti karya Aquran terjemah bahasa daerah yang sudah ada dalam 20 bahasa.

Pada kesempatan itu pula, Kapus Zain meminjam istilah sufi besar Muhyiddin Ibnu Araby. Rupanya Kapus terpesona dengan dua guru besar peneliti yang melahirkan teori-teori yang sampai hari ini, bukunya masih menjadi rujukan utama. Pertama, Prof. George Kahin, Nationalism and Revolution in Indonesia, 1952 dan Prof. Clifford Geertz lewat bukunya The Religion of Java.

“Selama Prof. Kahin meneliti gerakan perlawanan tokoh-tokoh Indonesia seperti Bung Karno, Hatta, Syahrir, atau Tan Malaka beliau melakukan participant observer, yaitu terlibat langsung dalam mewawancarai tokoh-tokoh kunci tersebut,” ujar Kapus LKKMO.

Berdasarkan catatan sastrawan sekaligus budayawan Umar Kayam, diketahui bahwa Prof. Kahin sangat berpihak kepada Indonesia. Menurut Kahin, pasca revolusi, rakyat tampil turut dalam memecahkan masalah-masalah besar yang dihadapi pada masa itu. Bahkan saking terpikatnya dengan Indonesia, di rumah Prof. Kahin di Ithaca AS, terpasang lukisan Gunung Merapi.

Berikutnya Prof. Clifford Geertz dengan karya-karya yang menjadi rujukan utama sebagai pemicu lahirnya teori-teori baru, thick description, yaitu teori yang sangat popular di kalangan peneliti berawal dari buku karya Clifford Geertz. Prof Irwan Abdullah adalah salah seorang murid C. Geertz.

Workshop Academic Writing merupakan kegiatan Puslitbang LKKMO bidang Manajemen Organisasi yang dilaksanakan bekerjasama dengan tim Universitas Gajah Mada pimpinan Prof. Dr. Irwan Abdullah. Kegiatan dilaksanakan selama enam hari (11-16 Maret 2019) di hotel Harper Yogyakarta. Peserta berjumlah 28 orang yang terdiri dari peneliti LKKMO, peneliti Lektur dari BLA Jakarta, BLA Makassar, dan Yogyakarta.

Akhirnya, tepatlah kiranya menggelorakan kembali spirit Pramoedya Ananta Toer: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. []

MZ/IA/AS/diad

 

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI