Menag Apresiasi Tiga Tahun MOOC Pintar Kemenag: Platform Pembelajaran Mandiri yang Berdampak

Ciputat (BMBPSDM)---Menteri Agama Nasaruddin Umar mengapresiasi Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia (Pusbangkom SDM) Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) atas terselenggaranya tiga tahun Massive Open Online Course (MOOC) Pintar Kementerian Agama sebagai platform pembelajaran mandiri.
Menurut Menag, MOOC Pintar telah melayani jutaan peserta setiap tahun yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan semangat Kementerian Agama yang senantiasa memberikan layanan terbaik bagi umat, bangsa, dan masyarakat.
“Melalui platform MOOC Pintar, ASN Kementerian Agama terbentuk atau terbantu sekali dalam mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun berada,” ujar Menag di Ciputat, Selasa (22/7/2025).
Layanan ini, kata Menag, juga sejalan dengan Asta Protas serta tagline Kemenag “Berdampak”. Ia menyampaikan apresiasi atas kerja cerdas BMBPSDM yang menggawangi MOOC Pintar. “Semoga kinerja platform kebanggaan kita ini semakin bermanfaat dan memiliki dampak yang nyata bagi masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani, menyampaikan bahwa tiga tahun adalah waktu yang relatif pendek. Perspektif ulang tahun, menurutnya, bukanlah sekadar deret bilangan, tetapi sejauh mana perjalanan tersebut memberikan dampak dan makna bagi kita bersama.
“Kita berharap setiap program di Kementerian Agama tidak menjadi menara gading yang sekadar indah, elok, serta berwibawa dipandang, tetapi menjadi mercusuar yang mampu menunjukkan arah bagi mereka yang tengah mencari peradaban dan mampu memberikan cahaya di tengah kegelapan,” ungkapnya.
Kaban Dhani menambahkan, kehadiran MOOC memberikan ruang terang bagi kita semua. Belajar sebagai poros inti dari kehidupan dapat dihadirkan ke dalam ruang-ruang yang memiliki fleksibilitas tinggi.
“Hari ini, pertumbuhan ilmu pengetahuan bergerak secara eksponensial, sementara manusia hanya menyerapnya dengan kemampuan yang bersifat linier. Artinya, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang mampu menyerap seluruh perkembangan keilmuan, bahkan dalam bidangnya sendiri,” tuturnya.
Kaban Dhani juga meneguhkan keyakinannya bahwa proses pembelajaran harus dilakukan dengan menciptakan ruang-ruang kolaboratif, agar setiap orang semakin dekat dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang terus berubah.
Sebelumnya, Kepala Pusbangkom SDM Pendidikan dan Keagamaan, Mastuki, menyebutkan bahwa tiga tahun lalu, MOOC Pintar mungkin dipandang sebelah mata, bahkan ada yang mencibir. Namun hari ini, ribuan orang telah memberikan testimoni positif, apresiasi, dan rekomendasi.
“Platform MOOC ini lahir dari kekuatan sejati sebuah ide yang terletak pada keberanian untuk mewujudkannya. MOOC sebagai layanan pembelajaran daring ini mengedepankan konsep self-learning,” terangnya.
“Jika tiga tahun lalu self-learning dianggap nonsense, kini menjadi sesuatu yang make sense. Dulu pembelajaran digital dianggap mustahil, kini justru menjadi kebutuhan yang tak terhindarkan,” sambung Mastuki.
Namun demikian, kata Mastuki, pihaknya juga mengakui bahwa MOOC Pintar belum sepenuhnya sempurna. Tantangan pembelajaran daring terletak pada metode pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, melalui diskusi dan pembahasan dalam konferensi ini, diharapkan muncul masukan untuk perbaikan dan pembenahan layanan ke depannya.
(Barjah)