Agen Moderasi Beragama, ITS Surabaya Jadi Jawaban Tantangan Bonus Demografi
Surabaya (BMBPSDM)--- Moderasi beragama sebagai fondasi membangun bangsa yang inklusif dan toleran. Keberagaman Indonesia sebagai kekuatan utama untuk kemajuan negeri ini.
Hal tersebut dikatakan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof. Bambang Pramujati dalam Seminar Penguatan Moderasi Beragama bagi Civitas Akademika di Perguruan Tinggi yang diadakan di Gedung Research Center, Lantai 11, Kampus ITS Surabaya.
“Negara kita cukup unik, tidak hanya keberagaman agama, tetapi juga penduduk, adat istiadat, dan bahasa. Tuhan memberikan kekuatan kepada kita untuk memanfaatkan keberagaman ini demi membangun negeri,” ujar Bambang di Surabaya, Rabu (20/11/2024).
Bambang menambahkan keberagaman budaya dan kuliner Indonesia selalu menarik perhatian tamu-tamu dari luar negeri. “Ketika mereka mengetahui keragaman suku dan budaya kita, mereka pasti tertarik. Ini adalah aset besar yang harus terus kita banggakan,” katanya.
Bambang juga menyinggung tantangan ekstrimisme dan radikalisme yang semakin masif menyasar generasi muda melalui media sosial. Civitas academika perlu berperan aktif mendidik mahasiswa berdasarkan nilai-nilai agama yang moderat. Polarisasi identitas dan isu-isu sensitif terkait agama sering menjadi sumber konflik di masyarakat yang menghambat pembangunan bangsa.
“Kita perlu memahami, jangan mudah terprovokasi atau terpolarisasi. Kebebasan kita harus selalu dibatasi oleh kebebasan orang lain,” tegasnya.
Dalam upaya menghadapi tantangan ini, ITS telah mengambil langkah nyata untuk menciptakan lingkungan kampus yang inklusif. “ITS terbuka untuk semua agama. Di sini, mahasiswa belajar bahwa ada orang lain di luar diri mereka. Kegiatan kerohanian untuk enam agama juga mendorong interaksi yang harmonis antarumat beragama,” jelasnya.
Dari sisi kurikulum, ITS telah menyisipkan mata kuliah agama dan keagamaan serta menjalin kerja sama dengan lembaga keagamaan untuk memberikan pembelajaran yang bermanfaat.
“Kami ingin membentuk ITS sebagai agen moderasi beragama yang menjadi jawaban atas tantangan bonus demografi. Jangan sampai bonus demografi ini justru menjadi kerugian bagi bangsa kita,” tambah Bambang.
Melalui kegiatan ini, Bambang berharap akan ada rekomendasi konkret untuk memperkuat moderasi beragama di lingkungan ITS dan sekitarnya. “Seminar seperti ini penting agar kita semua ingat untuk hidup rukun dan terus berkontribusi membangun bangsa,” tutupnya.
Kepala Balai Litbang Agama Semarang, Moch. Muhaemin, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dapat terselenggara berkat kolaborasi antara Balai Litbang Agama Semarang dan ITS Surabaya.
“Moderasi beragama perlu dikenalkan kepada seluruh civitas akademika di perguruan tinggi,” tuturnya.
Muhaemin mengatakan tujuan kegiatan ini, untuk menyosialisasikan penguatan moderasi beragama kepada civitas akademika di perguruan tinggi di Surabaya. Acara ini melibatkan 1.100 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa di lingkungan ITS Surabaya serta kampus-kampus sekitarnya.
“Sebanyak 200 peserta hadir secara langsung, sementara 900 lainnya mengikuti secara daring,” tambah Moch. Muhaemin.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag., Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Kementerian Agama RI; Prof. Bambang Pramujati, S.T., M.Sc.Eng., Ph.D., Rektor ITS Surabaya; Faried Fachrudin Saenong, M.A., M.Sc., Ph.D., Staf Khusus Menteri Agama RI; Prof. Dr. Ir. Imam Robandi, M.T., Ketua Dewan Profesor ITS Surabaya.
(Fathurrozi)