Agus Soelarto: Film Pendek Adalah Bahasa Simbolik yang Perlu Dipelajari Secara Serius

29 Agt 2024
Agus Soelarto: Film Pendek Adalah Bahasa Simbolik yang Perlu Dipelajari Secara Serius
Agus Soelarto saat berbicara di hadapan peserta talkshow, di Sumedang, Rabu (28/8/2024).

Sumedang (Balitbang Diklat)---Festival Film Pendek Moderasi Beragama 2024 yang diselenggarakan oleh Balitbang Diklat Kementerian Agama berhasil menjadi panggung bagi para sineas muda untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam menyampaikan pesan-pesan moderasi beragama. Salah satu momen penting dalam festival ini adalah talkshow inspiratif yang menghadirkan praktisi film dan pemerhati budaya, Agus Soelarto.

 

Agus berbicara mengenai keunikan dan tantangan dalam membuat film pendek, yang juga berperan sebagai salah satu juri dalam festival ini, menekankan bahwa film pendek bukanlah versi ringkas dari film panjang, melainkan sebuah genre yang memiliki bahasa simbolik tersendiri.

 

"Film pendek itu bukan sekadar 'film panjang yang dipendekkan.' Ia memiliki bahasa tutur yang unik, sebuah genre seni yang harus dipelajari dan dipahami secara serius," jelas Agus di hadapan peserta talkshow, di Sumedang, Rabu (28/8/2024).

 

Dalam talkshow tersebut, Agus juga mengungkapkan tantangannya sebagai juri yang harus menilai 299 film yang dikirimkan oleh para peserta dari seluruh Indonesia. Menurutnya, euforia yang ditunjukkan oleh para sineas muda sangat menggembirakan, tetapi ia juga mencatat bahwa banyak peserta mengirimkan karya mereka di saat-saat injury time.

 

"Ketika karya dikirimkan mendekati batas waktu, ada risiko penilaian menjadi kurang optimal karena waktu yang terbatas. Ini sayang sekali karena bisa saja hal-hal penting terlewatkan," ungkapnya.

 

Agus juga memberikan masukan kritis kepada para sineas muda, terutama dalam hal eksekusi film. "Saya melihat masih ada kelemahan dalam eksekusi, terutama karena daya dukung yang kurang. Namun, secara tematik, karya-karya yang dihasilkan sangat menarik, terutama dalam kategori pelajar," kata Agus.

 

Ia menambahkan bahwa ada keseragaman dalam tema yang diangkat, seperti cerita tentang murid baru yang mengalami bullying karena perbedaan. Meski demikian, tema tersebut tetap relevan dan penting untuk disampaikan.

 

Lebih lanjut, Agus mengingatkan bahwa film pendek membutuhkan pemahaman mendalam tentang bahasa semiotik dan tutur visual. "Film pendek berbicara tentang sesuatu yang besar dalam format yang kecil. Ini tidak mudah, tetapi jika dikelola dengan baik, pesan yang disampaikan bisa sangat kuat dan mengena," tuturnya.

 

Melalui partisipasi dan masukan dari praktisi seperti Agus Soelarto, Festival Film Pendek Moderasi Beragama diharapkan dapat terus menjadi ajang yang mendorong sineas muda Indonesia untuk lebih serius mengasah kemampuan mereka dalam menciptakan karya-karya film yang berkualitas, sekaligus menyampaikan pesan-pesan moderasi beragama yang penting bagi masyarakat.

 

(Barjah)

Penulis: Barjah
Sumber: Sekretariat Badan
Editor: Dewi Indah Ayu/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI