AICIS Ke-19: Teknologi Digital, Pendidikan Islam, dan Lanskap Islam Indonesia
Jakarta (3 Oktober 2019). Perkembangan dunia digital berimbas pada dunia keislaman. Pendidikan keagamaan yang paling terdampak.
Hal tersebut disampaikan Prof. Noorhaidi Hasan sebagai steering commite Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-19 di Jakarta, Selasa (01/10).
Konferensi tahunan AICIS kali ini mengangkat tema "Digital Islam, Education, and Youth: Changing Landscape of Indonesian Islam". Kegiatan berlangsung di Hotel Mercure Batavia dari tanggal 1 s.d 4 Oktober 2019.
Hadir sebagai keynote speaker Menkominfo Rudiantara yang juga ketua dewan masjid indonesia. Rudi sendiri berperan dalam pendirian UIII, sehingga dunia penddikan Islam begitu lekat baginya.
Menurut Rudi, sistem pendidikan mulai dari kurikulum hingga cara pembelajaran telah menggunakan teknologi digital. “Sekarang dunia telah berubah. Segala sektor dalam kehidupan, tidak terkecuali dunia pendidikan ikut berubah. Terlihat dari hubungan antara guru dan murid yang kini berkembang kearah kreatif. Segala ilmu pengetahuan dapat diketahui melalui internet," ujarnya.
Tak terkecuali Perpustakaan BalitbangDiklat yang terus berbenah dengan pembangunan sistem otomasi dan komputerisasi sebagai upaya mengikuti perkembangan zaman. Penguatan koleksi digital pun terus dilakukan dalam menjalankan peran sebagai center of knowledge institusi.
Dalam perhelatan akbar tersebut, Perpustakaan Balitbang turut berpartisipasi dengan menggelar pameran buku dan pembagian buku secara gratis. Stand Perpustakaan banyak diserbu peserta konferensi.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin mengatakan ada 1 juta mahasiswa di bawah intitusi pendidikan Kementerian Agama. Dengan demikian total stakeholder Pendidikan Islam mencapai 28 juta orang di Indonesia.
Jumlah tersebut menjadikan Pendidikan Islam memiliki posisi strategis dalam ikut memajukan bangsa. Kata kunci yang dapat kita ambil dari sini adalah: teknologi digital, Pendidikan Islam, dan ilmu pengetahuan.
“Ketiga poin di atas harus selalu bersinergi dan berkesinambungan agar tercapai bangsa yang maju. Maka, perpustakaan adalah tempat untuk menghimpunnya, yaitu tempat yang dibutuhkan peradaban,” tutupnya.[]
RM/diad