Al-Qur’an Terjemah Bahasa Daerah Selalu Dinanti, Buktikan Daya Tariknya dan Dukung Pelestarian Bahasa Daerah

14 Agt 2024
Al-Qur’an Terjemah Bahasa Daerah Selalu Dinanti, Buktikan Daya Tariknya dan Dukung Pelestarian Bahasa Daerah
Stan pameran Puslitbang LKKMO di acara Conference and Expose on Training (Con-Xtra) yang berlangsung di Surabaya, Selasa (13/8/2024).

Surabaya (Balitbang Diklat)---Al-Qur’an terjemah bahasa daerah kembali membuktikan keunggulannya sebagai produk paling diminati dan dinanti masyarakat. Dalam acara Conference and Expose on Training di Shangri-La Hotel Surabaya, Puslitbang LKKMO menghadirkan bermacam-macam Al-Qur’an terjemah bahasa daerah dengan jumlah terbatas antara lain, Al-Qur’an Terjemah Bahasa Sunda, Aceh, Madura, Palembang, Gayo, dan Melayu Jambi.

 

Sejak awal pembukaan pameran, Al-Qur’an terjemah bahasa daerah menjadi produk yang selalu ditanyakan dan diincar para pengunjung di booth Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama RI.

 

Khairul salah satu pengunjung yang mendapatkan Al-Qur’an Terjemah Bahasa Madura menyatakan pandangannya terkait seberapa besar dampak Al-Qur’an terjemah bahasa daerah di masyarakat. “Menurut saya, besar dampaknya adanya Al-Qur’an Terjemah Bahasa Madura karena lebih membumikan Al-Qur’an di masyarakat. Sebagai contoh, dengan digunakannya bahasa daerah, masyarakat merasa lebih terikat dan memahami Al-Qur’an lebih dalam,” ujarnya di Surabaya, Selasa (13/8/2024).

 

Moh. Isom Kepala Puslitbang LKKMO mengungkapkan rasa senangnya melihat antusiasme pengunjung terhadap Al-Qur’an terjemah bahasa daerah.

 

“Tentu saya senang sekali melihat antusiasme pengunjung, karena penerjemah Al-Qur’an dalam bahasa daerah ini merupakan salah satu program pemajuan kebudayaan Indonesia. Jadi bahasa daerah itu harus dilestarikan, harus 5P lah ya. Harus ada perlestarian, ada perlindungan, ada pemanfaatan, ada pendigitalan, dan ada pembinaan terhadap bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia. Salah satunya melalui penerjemah Al-Qur’an ke dalam bahasa daerah agar Al-Qur’an lebih melekat pada masyarakat Indonesia. Terus ada masyarakat dari berbagai kalangan dapat lebih paham apa isi dari Al-Qur’an itu, dan akhirnya nanti bahasa daerah itu menjadi lestari, menjadi terbina, dan menjadi terlindungi dari kepunahan,” ungkap Isom.

 

Beberapa pertanyaan muncul dari pengunjung terkait Al-Qur’an terjemah bahasa daerah, salah satunya “Apakah Puslitbang LKKMO akan menerjemahkan Al-Qur’an ke bahasa daerah saya?” ucap para pengunjung.

 

Isom menjawab pertanyaan tersebut dengan menyatakan bahwa ke depannya Puslitbang LKKMO tentu akan terus menggali bahasa-bahasa daerah lainnya guna memaksimalkan pemajuan kebudayaan Indonesia dan pelestariannya.

 

Mengingat terbatasnya jumlah Al-Qur’an terjemah bahasa daerah yang dihadirkan di pameran kali ini, tim pameran stan Puslitbang LKKMO mengimbau para pengunjung untuk tidak khawatir karena pengunjung tetap dapat mengakses Al-Qur’an terjemah bahasa daerah melalui aplikasi Qur’an Kemenag.

 

Kusmanto bagian dari tim pameran stan Puslitbang LKKMO menjelaskan bahwa saat ini sudah ada enam bahasa daerah yang terdapat di aplikasi Qur’an Kemenag. Walau hanya enam masyarakat diharapkan menunggu terjemahan dari bahasa daerah lainnya karena terjemahan lainnya masih dalam proses digitalisasi. (RHeka Humanis/bas/sri)

Penulis: Rheka. H
Sumber: Puslitbang Lektur
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI