Surabaya (Balitbang Diklat)---Penyesuaian analisis jabatan (anjab) harus berdasarkan analisis beban kerja (ABK). Maka perlu pembenahan, perbaikan, maupun pelaksanaan yang mengarah pada sesuatu yang sifatnya berkelanjutan.

“Ada hal-hal baru yang harus kita lihat secara implementatif. Artinya, kita telah melaksanakan transformasi terutama dalam merespons perubahan,” ujar Kepala Pusat Perencana Kebutuhan ASN BKN Aidu Tauhid saat memberi materi terkait review naskah Anjab dan ABK via zoom di Surabaya, Kamis (6/4/2023).

Aidu mengimbau agar jangan menyia-nyiakan waktu dalam penyusunan Anjab dan ABK. ”Manfaatkan waktu dengan optimal dan efisien. Kita benahi yang menjadi kendala dalam penyusunan Anjab yang berkaitan dengan ABK,” imbaunya.

Menurut Aidu, dalam penyusunan Anjab perlu mengutamakan hal yang berkaitan dengan pengembangan SDM.

“Terdapat lima prioritas kerja ke depan, yaitu pembangunan SDM, melanjutkan pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, reformasi birokrasi, dan transformasi ekonomi,” tuturnya pria kelahiran Tegal ini.

Lebih lanjut, Aidu juga mengatakan, di Kementerian Agama terdapat tiga kategori yang akan bertransformasi. Pertama, pekerjaan yang sifatnya transaksional seperti administratif, pengambilan pesanan, dan manfaat individu.

Kedua, pekerjaan taktis yaitu berfokus pada solusi dan manfaat bagi kelompok kerja pegawai. Ketiga, pekerjaan yang sifatnya strategis.

”Pekerjaan ini bersifat jangka panjang yang ditautkan ke satu atau lebih tujuan organisasi. Dinetralkan pada tahap awal dan membutuhkan banyak solusi atau taktik,” ungkapnya.

Terakhir, Aidu juga mengingatkan untuk menjalin komunikasi sebagai input atau masukan. ”Komunikasi harus dilakukan aga tidak terjadi tumpang tindih. Maka kita perlu membuat strategi penataan Anjab dan ABK tersebut,” tandasnya.

Diad/Bas