Apa Saja Kekayaan Budaya Indonesia? Temukan Jawabannya di Forum ADIA
Banda Aceh (Balitbang Diklat)---Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh sukses menyelenggarakan perhelatan akbar, dalam Forum Dekan dan Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) se-Indonesia, serta konferensi internasional tahun 2024.
Bertempat di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, pada 17 Mei 2024, forum tersebut menjadi sarana bagi para dekan untuk bertukar pengalaman terkait arah pengembangan ilmu-ilmu humaniora dalam konteks nasional dan global.
Forum ilmiah tersebut menghadirkan pembicara Prof. Dr. Musthafa Asshawah Wahyu Ily, M.A. dari Brunei Darussalam, Prof. R. Michael Feener dari Jepang, dan Prof. Dr. Shamila Binti Mohamed Shuhidan dari Malaysia, serta Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag.
Arskal yang didaulat menjadi keynote speaker pada forum tersebut, menyampaikan urgensi budaya dalam membangun bangsa. Menurutnya, bangsa membutuhkan identitas, dan identitas tersebut tercermin dari budaya yang dimilikinya.
“Terdapat empat unsur yang membentuk identitas bangsa, yaitu suku bangsa dan bahasa, agama, budaya, dan sejarah,” ujar Arskal di Banda Aceh, Jumat (17/5/2024).
Empat unsur tersebut, kata Arskal, harus dikembangkan, dikelola, diajarkan, serta dilestarikan. Maka dengan adanya forum ADIA itu diharapkan menjadi salah satu upaya untuk membentuk, dan memelihara identitas bangsa.
Potret Indonesia dalam keragaman Bhinneka Tunggal Ika, memiliki 1.340 suku, lebih dari 2.500 bahasa daerah, dan 6 agama resmi. “Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain,” ungkap Arskal.
Selain itu, Indonesia juga memiliki 4.760 cagar budaya, 450 museum, serta 2.204 komunitas adat. Kekayaan tersebut menurut Arskal merupakan jumlah yang luar biasa. “Kita harus menyadari dan mengetahui bahwa keanekaragaman budaya tersebut merupakan warisan yang harus dilestarikan,” tuturnya.
Terakhir, Arskal mengingatkan kepada seluruh peserta pada forum tersebut, bahwa membangun budaya sama dengan membangun identitas bangsa, “Itu semua adalah bagian dari upaya kita untuk berkontribusi berpartisipasi dalam merawat keutuhan dan persatuan bangsa,” pungkasnya.
(Barjah/diad/Sr)