ASN yang Mencintai Pekerjaannya Simbol Orang Sukses
Bandar Lampung (Balitbang Diklat)---Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mencintai pekerjaannya merupakan simbol orang sukses. Hal ini dikatakan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Suyitno saat memberikan materi tentang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pada kegiatan Pengembangan Kapasitas Pegawai Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kediklatan di Hotel Aston Lampung City, Bandar Lampung, Jumat (9/3/2024).
Menurut Kaban, orang yang mencintai profesinya akan selalu ingin meningkatkan diri. Meskipun tidak ada yang memerintahkannya, keinginan tersebut akan hadir sebagai panggilan jiwa karena memang orang tersebut betul-betul mencintai profesinya.
“Panggilan jiwa seorang pegawai lebih penting dibandingkan pegawai itu sendiri. Artinya sebuah profesi, khususnya kita sebagai ASN harus bisa menikmatinya sebagai panggilan jiwa. Karena apabila sudah menjadi sebuah panggilan jiwa, kita tidak akan mau melihat kantor kita berantakan dan akan selalu memperhatikan setiap hal terkait dengan pekerjaan kita. Kantor adalah rumah kita. Oleh karena itu, kita tidak boleh merasa malas untuk menjalaninya,” ujar Suyitno.
Suyitno mengatakan sebuah instansi yang sering dikunjungi banyak orang, penataan ruang serta keestetikannya juga patut diperhatikan. Hal tersebut juga berkaitan dengan kinerja pegawai. Ketika kantor sudah tertata dengan baik, kemudian juga dilengkapi fasilitas yang mendukung, maka akan berpengaruh terhadap kinerja yang semakin optimal dan menghasilkan output yang maksimal pula.
Pada kesempatan ini, Kaban juga menceritakan keberhasilan Kementerian Agama yang mendapat penghargaan dan pujian pasca Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) perihal transformasi digital yang sudah dilakukan. Dahulu Kementerian Agama sering dikaitkan dengan tampilan yang kolot, jadul, dan tidak perform. Tetapi hal tersebut terbantah dengan pelaksanaan acara Rakornas yang sudah serba digital. Tentunya ini adalah hal yang harus terus dikembangkan. Salah satu upaya untuk dapat mencapainya adalah dengan pengembangan sumber daya manusianya itu sendiri.
“Di Kementerian Agama harusnya memiliki dua role model. Yaitu, Inspektorat Jenderal sebagai role model dalam administrasi dan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dalam hal inovasi layanan. Untuk bisa menjadi role model bagi instansi lain, tentunya ada hal-hal yang harus diterapkan, yaitu kerja cepat, akurat, dan cermat,” tegas Kaban.
Suyitno juga menyampaikan bahwa peran kerja sama tim juga tidak kalah pentingnya. Sehebat-hebatnya seseorang, dia tidak akan bisa bekerja sendiri. Kerja sama tim yang baik adalah ketika setiap anggota memiliki peran dan kontribusi yang sama pentingnya.
Kaban memberikan salah satu contoh output dari kerja sama tim yang baik saat kegiatan Rapat Koordinasi Nasional Penguatan Moderasi Beragama yang merupakan salah satu acara besar Kementerian Agama RI. Persiapan kegiatan hanya tujuh hari, tetapi tetap bisa terselenggara dengan sukses berkat baiknya kerja sama dalam tim. Dan setiap anggota yang terlibat memberikan kontribusi dan kinerja terbaiknya.
“Sekecil apa pun yang kita lakukan akan berarti dan akan menjadi sejarah yang nantinya dinilai dan dikenal oleh orang lain. Kita tinggal memilih ingin dikenal secara positif atau negatif,” pesan Suyitno.
Kegiatan Pengembangan Kapasitas Pegawai Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan ini diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama RI selama empat hari (7-10/3/ 2024) di Lampung. Kegiatan diikuti sebanyak 85 peserta terdiri dari 66 pegawai internal Pusdiklat dan 19 peserta lainnya pegawai eksternal berasal dari berbagai instansi. Di antaranya BLA Jakarta, kepegawaian Inspektorat Jenderal Kemenag, Biro Hukum Kerja Sama Luar Negeri, LDK Bandar Lampung, Pemkab Provinsi Lampung, dan juga Pemkab Blora. Kegiatan dibuka Kepala Pusdkilat Tenaga Administrasi Syafi’i dan KasubbagTU Pusdkilat Tenaga Administrasi Nilam Nur Azizah. (Khaironnisa Faadihillah/Aris Widodo/sri)