ASPEK SOSIAL – BUDAYA JAMAAH HAJI PADA BERBAGAI TIPE KOMUNITASKasus Pada Komunitas Melayu Etnis Lampung di Desa Buminabung dan Kelurahan Kotabumi Ilir Lampung Utara

26 Feb 2007
ASPEK SOSIAL – BUDAYA JAMAAH HAJI PADA BERBAGAI TIPE KOMUNITASKasus Pada Komunitas Melayu Etnis Lampung di Desa Buminabung dan Kelurahan Kotabumi Ilir Lampung Utara

ASPEK SOSIAL – BUDAYA JAMAAH HAJI PADA BERBAGAI TIPE KOMUNITAS;

Kasus Pada Komunitas Melayu Etnis Lampung di Desa Buminabung dan Kelurahan Kotabumi Ilir Lampung Utara

Drs. Huda Ali
49 halaman

Departemen Agama RI
Balai Penelitian Agama dan Kemasyarakatan
Jakarta 1993 / 1994


Melaksanakan ibadah haji ke Mekkah diyakini umat Islam sebagai kewajiban agama yang harus dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali seumur hidup, sebagai perwujudan upaya-upaya penyempurnaan keislaman dan peningkatan keteguhan iman dan taqwa. Tingkat keharusan melaksanakan ibadah haji secara substansial dapat dikatakan setara jika dibandingkan dengan keharusan melaksanakan kewajiban lain seperti sholat atau puasa. Hanya saja bagi masyarakat Indonesia yang secara geografis jauh jaraknya dari kota Mekkah, ibadah haji secara lahiriyah memiliki perbedaan nyata dengan kedua jenis kewajiban di atas.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang aspek sosial budaya jamaah haji komitmen melayu etnis lampung mengenai : 1). Berbagai upacara yang dilakukan di Tanah Air menjelang keberangkatannya ke tanah suci dan ketika kembalinya ke tanah air; 2). Pengalaman-pengalaman yang diperoleh oleh jamaah haji etnis lampung secara individual ataupun kolektif selama menunaikan ibadah haji di tanah suci; 3). Berbagai dampak sosial budaya dari kehadiran para haji etnis lampung sekembalinya dari tanah suci, baik untuk mereka sendiri ataupun untuk masyarakat.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berbagai tradisi keagamaan yang berhubungan dengan orang naik haji baik ketika akan berangkat maupun setelah kembali dari menunaikan ibadah haji di Tanah suci masih tetap dilaksanakan dengan lengkap oleh masyarakat etnis lampung yang di kota, karena berbagai pengaruh ekonomi dan lingkungan maupun karena pandangan yang kritis dan selektif pada jajaran agama. Masyarakat etnis lampung meyakini adanya balasan perbuatan dosa yang dilakukan sebelum berangkat haji yang belum diterima taubatnya dengan berbagai bentuk kutukan (berupa penyakit, dll) selama ibadah haji di tanah suci Mekkah, karena itu mereka berusaha membersihkan dirinya dari dosa dengan berbagai upacara dan usaha-usaha lainnya.

Berbagai upacara yang mendukung berbagai komitmen tentang ibadah haji membersihkan pelakunya dari dosa dan adanya pembalasan perbuatan yang dilakukan sebelum berangkat di tanah air perlu dipertahankan untuk mendorong para calon jamaah haji berusaha membersihkan diri dari dosa sebelum berangkat haji. Untuk mempercepat pengetahuan kehajian perlu adanya tuntunan/bimbingan kepada calon haji yang lebih aktif dan sempurna baik berupa buku-buku yang dihubungkan dengan kehajian ataupun penyuluhan agama yang menerapkan berbagai hal yang berhubungan dengan pelaksanaan haji pada setiap kecamatan.***

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI