Badan Litbang dan Diklat Siap Gelar Halaqah Ulama ASEAN
Jakarta (13 Oktober 2017). Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) RI siap kembali menggelar Halaqah (Sarasehan) Ulama ASEAN. Kesiapan tersebut disampaikan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D dalam jumpa pers di depan Auditorium H.M Rasyidi Gedung Kemenag Jl. M.H. Thamrin Jakarta, Jumat (13/10).
“Halaqah ini merupakan tindak lanjut dari halaqah tahun 2016 yang saat itu mengetengahkan tema Mengembangkan Islam Moderat melalui Jaringan Pesantren ASEAN,” ujar Mas’ud didampingi Kepala Puslitbang Penda Amsal Bachtiar, dan Ketua Panitia OC Nyai Hj. Faiqoh Mansyur.
Mas’ud menambahkan, Halaqah Ulama ASEAN Tahun 2017 ini akan diarahkan kepada tiga isu utama. Pertama, pengembangan Islam moderat (wasathiyyah) melalui jaringan pendidikan Islam ASEAN. Kedua, penguatan daya saing lembaga pendidikan Islam di ASEAN. Ketiga, membuat model lembaga pendidikan Islam yang kompetitif, mampu merespon tantangan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Menurut pria kelahiran Kudus ini, halaqah tahun 2017 lebih istimewa lantaran didahului oleh penelitian tentang pesantren dan lembaga pendidikan yang memiliki kemandirian di bidang ekonomi, baik di Indonesia maupun di negara-negara ASEAN. Dari halaqah ini diharapkan lahirk program kerja yang berkelanjutan (networking).
“Hasil riset menyebut bahwa beberapa pesantren di Indonesia ternyata mampu mandiri dalam membiayai ekonomi dan mendorong jiwa wiraswasta kepada para santrinya. Di negara ASEAN lainnya, lembaga pendidikan Islam berjalan lewat usaha sendiri, terutama di negara-negara minoritas muslim, seperti Kamboja dan Philipina,” ungkapnya.
Dikatakan Mas’ud, tahun ini tema yang diangkat adalah Memperkuat Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam ASEAN. Menurutnya, pertimbangan tema ini penting dan perlu diangkat karena peran sentral pendidikan. “Pendidikan itu segala-galanya, (proses dan hasil) pendidikan itu lambat, tapi ia adalah kekuatan yang dahsyat,” tegasnya.
Menurut Mas’ud, halaqah akan diikuti oleh 12 negara, 10 negara ASEAN dan dua dari Tiongkok dan Timor Leste. “Kita bisa belajar masing-masing negara itu, karena tidak mungkin kita berdiri sendiri maka butuh pengalaman dari pembicara dari negara lainnya,” tandasnya.
Acara yang dijadwalkan selama tiga hari, Selasa-Kamis, 17-19 Oktober 2017 ini akan dihelat di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta. Pelaksanaan halaqah tahun ini merupakan yang ketujuh sejak tahun 2010 yang diinisiasi Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) Kemenag.
Sejumlah pembicara akan hadir, antara lain Prof. Dr. Yunahar Ilyas (Wakil Ketua Umum MUI), Dra Nurhayati Subakat, Apt (CEO PT Paragon Technology Innovation), Prof Dr Esmael Ebrahim (Direktur PCID Philipina). Ketiga narasumber tersebut akan berbicara tentang Daya Saing Ekonomi & Lembaga Pendidikan Islam di ASEAN.
Prof. Ronald Lukens Bull (University of North Florida, USA), Prof. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D (Kepala Balitbang Diklat Kemenag RI), dan Dato’ Prof. Dr. Siddiq Fadzil (Presiden Kolej Dar Hikmah dan Pengurus Institut Darul Ehsan Selangor Malaysia) akan berbicara tentang Pendidikan Islam ASEAN dan Daya Saing Sumber Daya Manusia.
Sementara topik Lembaga Pendidikan Islam di ASEAN: Wacana Moderatisme dan Usaha Mengembangkan Pendidikan Berdaya Saing akan disampaikan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr. Azyumardi Azra, Dosen NUS Singapura Dr. Khaerudin al-Juned, dan Anggota Komisi VIII DPR RI K.H. Maman Imanul Haq.[]
Musthofa Asrori/diad