Balitbang Diklat Beberkan Hasil Kelitbangan dan Kediklatan
Jakarta (24 September 2019). Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama membeberkan hasil penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan tahun 2019. Acara bertema Meneguhkan Peran Badan Litbang dan Diklat Menuju SDM Unggul, Indonesia Maju ini digelar di Auditorium KH M Rasjidi Gedung Kemenag Jl. M.H Thamrin No.6 Jakarta, Selasa (24/09).
Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya menyatakan sangat mendukung atas penelitian keagamaan dan diklat yang telah dilakukan Balitbang Diklat. Menurut Menag, riset tersebut penting sekali bagi kehidupan beragama di Indonesia.
“Agar kehidupan keagamaan bangsa Indonesia itu tidak hanya dapat kita jaga dan pelihara sebaik-baiknya. Akan tetapi juga bisa kita kembangkan sesuai dengan konteks yang dihadapi mansyarakat Indonesia dan masyarakat dunia saat ini,” kata Menag.
Dalam laporannya, Kepala Badan (Kaban) Litbang Diklat Abd. Rahman Mas’ud mengatakan Balitbang Diklat memiliki dua peran penting dan strategis. Pertama, melaksanakan penelitian dan pengembangan (litbang) rangka menyediakan data dan informasi hasil penelitian dan pengembangan bagi seluruh pemangku kepentingan di lingkungan Kemenag untuk pembuatan kebijakan (policy making).
“Kedua, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama dalam rangka pengembangan sumber daya manusia ASN Kemenag baik menyangkut pengembangan soft skill maupun kompetensi teknis lainnya,” ujar Kaban.
Pada tahun 2019 ini, lanjut Kaban, dilakukan banyak penelitian untuk mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Agama. Antara lain penelitian indeks kerukunan umat beragama (KUB), indeks kesalehan sosial, indeks layanan KUA, survei kepuasan haji dalam negeri, indeks layanan keagamaan, dan indeks integritas siswa.
“Selain itu, dilakukan pula penelitian tentang moderasi beragama masyarakat menengah muslim, dan penelitian tentang tata kelola jaminan produk halal di Pasar Rakyat,” ungkapnya.
Di bidang pendidikan Agama dan Keagamaan, kata Kaban, dilakukan penelitian pendidikan keagamaan kreatif berbasis masjid, penelitian literasi digital, penelitian best practice lembaga pendidikan keagamaan dalam menangkal radikalisme.
“Lalu, survei penggunaan ponsel bagi siswa usia dini di lembaga pendidikan, dan penelitian pendidikan moderasi beragama di sekolah umum berbasis pondok pesantren,” papar pria asal Kudus ini.
Sedangkan di bidang Lektur, Khazanah, dan Manajemen Organisasi, lanjutnya, dilakukan eksplorasi dan konservasi naskah klasik keagamaan nusantara, penelitian dinamika penerjemahan Alquran ke dalam bahasa daerah, penelitian berbasis keluaran untuk bahan kebijakan, kajian sejarah Islam: penelusuran pengaruh sufi Rumi dalam tradisi tasawuf Nusantara, dan kajian tematik manuskrip keagamaan Nusantara.
Doktor jebolan UCLA Amerika Serikat ini menambahkan, untuk pengembangan dilakukan penyusunan modul kapasitas ASN Kementerian Agama dalam sistem peringatan dan respon dini konflik keagamaan, pemberdayaan ekonomi desa model kerukunan, penyusunan naskah bergambar moderasi beragama untuk anak usia sekolah, film best practice kerukunan di Toraja dengan menggunakan bahasa lokal, dan dialog siswa lintas agama.
“Kemudian, penerjemahan Alquran dalam bahasa daerah (Sunda, Palembang, Melayu Jambi, dan Rejang Bengkulu), dan dialog budaya keagamaan nusantara,” ujar Kaban.
Hal lain yang sangat spesifik dilakukan Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, lanjut Kaban, yang telah banyak melakukan pentashihan mushaf Alquran memproduksi tafsir ilmi, tafsir tematik, aplikasi Quran in Word. Bahkan, terkait dengan tafsir yang telah diluncurkan LPMQ tersebut dijadikan sumber rujukan oleh negara-negara MABIMS dan akan diterbitkan ke dalam bahasa mereka.
“Untuk memastikan hasil penelitian kami berkualitas, maka sejak 2017, kami siapkan beberapa Surat Keterangan (SK) untuk mengatur alur dan hasil keluaran penelitian,” tandas Guru Besar UIN Walisongo Semarang ini.
Hadir dalam ekspos tersebut, Menag Lukman Hakim Saifuddin, sejumlah pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemenag dan 500 tamu undangan dari 43 kementerian/lembaga, ormas keagamaan, dan perwakilan sejumlah perguruan tinggi. []
Ova/diad