Balitbang Diklat Jaring Usulan Penelitian Bimas Buddha

26 Okt 2020
Balitbang Diklat Jaring Usulan Penelitian Bimas Buddha
Foto: Filman Ghaida

Jakarta (26 Oktober 2020). Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag (Kaban) Achmad Gunaryo mengunjungi Dirjen Bimas Buddha Caliadi, Senin (26/10). Kunjungan bertujuan untuk berdiskusi dengan Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Agama terkait usulan penelitian.

“Silaturahmi ini kami lakukan untuk menjaring usulan penelitian dari Unit Eselon I lainnya, sehingga penelitian Balitbang Diklat kedepan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh stakeholder,” ujar Kaban Gunaryo di Jakarta.

Selain Kaban Gunaryo, turut hadir Sekretaris Balitbang Diklat Moh. Isom, Kapuslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Sunarini, dan Kapuslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Arskal Salim.

Kaban Gunaryo juga menyampaikan bahwa Balitbang Diklat belum memiliki peneliti yang beragama Buddha, oleh karena itu diharapkan dalam melakukan penelitian dapat berkolaborasi dengan Ditjen Bimas Buddha.

“Kami belum memiliki peneliti beragama Buddha, maka perlu dilakukan kolaborasi dan kerja sama dengan Ditjen Bimas Buddha. Sebagai contoh, penelitian tentang pendidikan baru sebatas keislaman maka perlu dilakukan penelitian terkait pendidikan agama Buddha,” lanjut Kaban Gunaryo.

Menanggapi hal tersebut Dirjen Bimas Buddha Caliadi mengatakan ada banyak penelitian tentang Buddha, namun belum terlihat hasilnya secara signifikan.

“Ditjen Bimas Buddha memiliki 14 Perguruan Tinggi Agama, yaitu 2 Perguruan Tinggi Negeri, dan 12 Perguruan Tinggi Swasta. Dari jumlah tersebut, banyak hasil penelitian mengenai Buddha, tapi belum terukur dengan baik, belum komprehensif,” ungkap Dirjen Caliadi.

Sebagai contoh, menurut Dirjen Caliadi perlu dilakukan penelitian mengenai umat Buddha di daerah pedesaaan. Selain itu, perlu juga penelitian di bidang pendidikan agama Buddha.

“Umat Buddha di wilayah pedesaan tergerus habis. Ini perlu dilakukan penelitian agar diketahui penyebabnya. Sementara di bidang pendidikan, banyak sekolah umum negeri yang tidak memiliki guru agama Buddha. Hal ini juga perlu menjadi perhatian penelitian,” ujar Dirjen Bimas Buddha.

Dirjen Caliadi mengatakan pula, dampak dari kondisi tersebut banyak siswa Buddha yang tidak mendapat pelajaran agama Buddha. Untuk menunjangnya, selain ketersediaan guru perlu juga pengadaan buku teks agama Buddha.

Pada kesempatan itu, Kapuslitbang LKKMO Arskal Salim turut berdiskusi menanggapi kondisi yang terjadi di Bimas Buddha. Menurut Kapus Arskal penilaian buku teks agama tidak ada yang berasal dari Buddha, dan alasan tersebut akhirnya diketahui setelah berdiskusi dengan Dirjen Bimas Buddha.

Kapus Arskal menegaskan akan melakukan penelitian kolaboratif sebagai solusi. “Kami akan mengadakan penelitian kolaborasi dengan Perguruan Tinggi Agama Buddha terkait Manuskrip Naskah Keagamaan Buddha. Penelitian tersebut akan melibatkan dosen Agama Buddha,” tandasnya.[]

diad/diad

Penulis: Dewindah
Sumber: Sri H
Editor: Dewindah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI