Balitbangdiklat Terima Kunjungan Delegasi Singapura

22 Sep 2015
Balitbangdiklat Terima Kunjungan Delegasi Singapura

Jakarta (22 September 2015). Dipimpin oleh Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Muharram Marzuki, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menerima kunjungan delegasi dari Singapura di Kantor Kementerian Agama, Jakarta (21/9).

Delegasi dari Singapura dipimpin oleh Noor Aisha Abdul Rahman, Ketua Pusat Studi Melayu, Universitas Kebangsaan Singapura (NUS). Delegasi yang berjumlah 17 orang tersebut selain diikuti oleh mahasiswa sarjana dan pascasarjana NUS, juga diikuti oleh perwakilan dari Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS) dan mahasiswa dari Nanyang Technological University.

Selain diterima oleh Kapuslitbang Kehidupan Keagamaan, turut pula menyambut delegasi, Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Hamdar Arraiyyah dan Kepala Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Chirul Fuad Yusuf. Turut hadir dalam diskusi selain para peneliti di lingkungan Badan Litbang dan Dikat, juga perwakilan dari Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB).

Sebagaimana disampaikan Noor Aisha, kedatangan mereka ke Badan Litbang dan Diklat adalah untuk melakukan diskusi dan tukar fikiran serta informasi, terutama dalam pengelolaan kehidupan umat beragama di Indonesia. Menurutnya, sebagai negara Asia Tenggara yang memiliki penduduk terbesar dengan berbagai etnik suku, ras dan agama, Indonesia menarik untuk dikaji.

Dalam sesi diskusi, banyak hal yang menjadi fokus pembicaraan. Diantaranya adalah permasaahan pendirian rumah ibadah dan permasalahan penodaan agama.

Wawan, perwakilan dari PKUB menjeaskan bahwa dalam hal pendirian rumah ibadah, Pemerintah Indonesia telah memiliki Surat Keputusan Bersama (SKB) yang mengatur prosedur pendirian rumah ibadah. Sementara itu, dalam hal penghujatan terhadap agama, maka hal ini juga bisa menjadi perkara kriminal selama bukti yang diajukan mencukupi.

Datang pertanyaan menarik dari mahasiswa NUS. Ia menilai bahwa Kementerian Agama sangat identik dengan Islam. Hal ini ditanggapi oleh  Muharram bahwa sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, maka wajar jika sebagian besar permasalahan yang ditangani oleh Kementerian Agama berhubungan dengan umat Islam.

Namun demikian, bukan berarti pelayanan keagamaan oleh Kementerian Agama hanya diberikan kepada umat Islam saja. “Di Kementerian Agama juga terdapat direktorat yang memberikan pelayanan kepada agama-agama non Islam. Kami punya Dirjen Bimas Kristen, Dirjen Bimas Katholik, Dirjen Bimas Hindu, dan Dirjen Bimas Buddha yang bertugas untuk melakukan pelayanan kepada masing-masing pemeluk agama” ujar Muharram.

Diskusi yang berlangsung hangat dan penuh keakraban, daikhiri dengan acara ramah tamah dan makan bersama.[]

ags/ags

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI