Banda Aceh (Balitbang Diklat)---Pembangunan gedung Balai Diklat Keagamaan (BDK) Aceh menjadi pemantik lahirnya semangat dan inovasi baru. Artinya pegawai di BDK Aceh harus memiliki sudut pandang dan motivasi baru dalam menyiapkan diri menjadi role model membangun sumber daya manusia.

“Maknanya, BDK Aceh harus mempunyai orientasi, kinerja, dan semangat baru. Termasuk mengkapitalisasi potensi yang dimiliki sebagai modal sosial, membangun jejaring mitra di lingkungan BDK Aceh,” ujar Kepala Badan Suyitno saat memberikan arahan pada Pembinaan Pegawai BDK Aceh, Kamis (1/8/2024).

Kaban Suyitno juga mengimbau agar seluruh insan BDK Aceh membangun kohesifitas, yaitu membangun kekuatan dari dalam. “Penting bagi kita semua membangun komitmen yang terintegrasi dari dalam,” katanya.

“Saya mengingatkan, bahwa kapal tenggelam bukan karena besarnya ombak, tapi karena dibuat bocor oleh penumpangnya sendiri. Musuh dalam selimut sangat berbahaya,” imbuhnya.

Maka, kata Kaban Suyitno, loyalitas internal perlu dijaga. Oknum yang tidak sejalan akan menghambat dalam mewujudkan visi-misi instansi. “Hindari bersikap suuzon, karena sesuai pepatah ‘If there’s a will, there’s a way’,” imbaunya.

Lebih lanjut, Suyitno mengingatkan agar BDK Aceh menjadi role model dalam membangun sumber daya manusia di wilayah kerjanya. Mengingat Aceh merupakan daerah yang melahirkan banyak tokoh nasional, maka sudah seyogyanya BDK Aceh menjadi panutan dalam pelatihan.

Melalui semangat dan inovasi baru, diharapkan ada pelatihan yang berbasis kearifan lokal. Ini semata-mata untuk mendukung penerapan syariat Islam yang menjadi keistimewaan Aceh.

“Dengan ini, pemerintah Provinsi Aceh akan memiliki sense of belonging terhadap hadirnya BDK Aceh,” tandasnya. 

(diad)