Bangun Mimpi, Balitbang Diklat Gandeng ISOIC

17 Feb 2020
Bangun Mimpi, Balitbang Diklat Gandeng ISOIC
Foto: Filman Ghaida

Jakarta (17 Februari 2020). Balitbang Diklat masih punya mimpi-mimpi yang belum terlaksana. Salah satunya meng-engage isu internasional secara lebih terarah dan terukur.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Abd. Rahman Mas’ud pada Seminar Refleksi 50 Tahun OKI di Jakarta. Kaban berharap dengan adanya giat ini dapat membuka jalan antara Balitbang Diklat dan ISOIC untuk bergerak bersama berkontribusi dalam mengolah isu keagamaan yang bersifat internasional agar berguna bagi umat.

“Balitbang Diklat telah meng-engage beberapa isu internasional, seperti diskusi keagamaan yang bersifat bilateral (Norwegia, Jepang, Tiongkok, dan Australia) hanya saja terlaksana secara sporadis,” ujar Kaban Senin, (17/02).

Selanjutnya Kaban mengatakan sejumlah capaian yang telah dilakukan Balitbang Diklat untuk mendukung kebutuhan internasional, salah satunya menerjemahkan Buku Moderasi Beragama dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

“Buku tersebut kami terjemahkan agar dapat dijangkau dan dimanfaatkan oleh khalayak internasional,” ungkapnya.

Kaban berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menghasilkan advis bagi stakeholder, dalam hal ini Kemenag, Kemenlu, dan Kemenko Polhukam terkait isu keagamaan internasional. Selain itu, untuk melihat sikap pemerintah terhadap kemajuan OKI masa mendatang.

“OKI adalah organisasi terbesar ke-2 di dunia setelah PBB yang berisi negara-negara Islam, tapi mengapa seperti jalan di tempat. Kami berharap kedepan akan ada kegiatan strategis dengan Indonesian Society for Organization of Islamic Cooperation (ISOIC) untuk mendukung peran Indonesia di kancah dunia, termasuk OKI,” tandasnya.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Wakil Direktur (Wadir) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) Abdul Muta’ali, Ph.D, Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2004-2007 Prof. Makarim Wibisono, dan Universitas Wahid Hasyim, Agus Fathuddin Yusuf. Diskusi dimoderatori oleh Sekjen ISOIC Bunyan Saptomo.

Pada kesempatan ini, Prof. Makarim Wibisono membahas tentang peran internasional OKI dalam 50 tahun terakhir, termasuk sejumlah kelemahan, kelebihan, peluang dan hambatan yang dimiliki oleh OKI hingga kini. Secara khusus, turut dibahas tentang perjuangan pemerintah RI dalam membela dan mendukung kemerdekaan Palestina melalui OKI.

Narasumber lainnya, Abdul Muta’ali, Ph.D membahas tentang dinamika hubungan antara negara-negara di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, dengan Indonesia. Ia juga membahas tentang konflik Timur Tengah yang terjadi berlarut-larut hingga kini, termasuk penjajahan Israel atas Palestina serta kebijakan politik luar negeri Pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap kawasan Timur Tengah.

Sedangkan Agus Fathuddin Yusuf membahas tentang hubungan antara pemerintah Republik Rakyat China (RRC) dengan negara-negara Islam atau berpenduduk mayoritas Muslim. Termasuk masalah konflik etnik Uighur di Wiayah Otonmi Xinjiang dengan pemerintah RRC.

Etnik mayoritas Muslim lainnya di China, Hui, juga dibahas oleh Agus Fathuddin Yusuf. Termasuk penyebaran Virus Corona ke seluruh dunia yang berasal dari Wuhan, China.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 60 peserta yang sebagian besar terdiri dari para diplomat senior RI, akademisi, jurnalis, dan praktisi  hubungan internasional dari berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Termasuk para pegawai di Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kemenag RI.[]

diad/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI