Bedah Buku Digital Leadership, Relevan dengan Program Prioritas Kemenag

12 Apr 2023
Bedah Buku Digital Leadership, Relevan dengan Program Prioritas Kemenag
Plt. Sesban Arskal Salim pada kegiatan bedah buku Digital Leadership (Kepemimpinan Digital), di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat (Balitbang Diklat) Kementerian Agama (Kemenag) menyelenggarakan bedah buku Digital Leadership (Kepemimpinan Digital), karya Prof. Sedarmayanti. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Luminor Pecenongan Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Dalam sambutannya, Plt. Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Kemenag, Prof. Arskal Salim, mengatakan yang paling urgen untuk kita disuksikan saat ini ialah digital leadership. Sebetulnya kita bisa saja membaca sendiri buku tersebut, tetapi dengan mendengarkannya langsung dari penulisnya, maka kita bisa menangkap apa sebetulnya yang dikandung dari buku tersebut.

“Ini penulisnya langsung hadir, sehingga dapat menjelaskannya dan bisa memberikan klarifikasi, kalau-kalau ada konsep yang tidak atau belum dimengerti,” ucap Sesban.

Buku ini, kata Sesban, sangat relevan saat Kemenag memiliki program prioritas Menteri Agama, yaitu transformasi digital. Maka, penting pemahaman kepemimpinan digital ini.

Digital leadership sebagai sebuah seni atau skill untuk bisa mencapai tujuan. “Pemimpin yang memahami digital bisa memanfaatkan seluruh kemajuan teknologi informasi di era digital ini,” imbuhnya.

Lanjut Sesban, saat memasuki era revolusi indutri 4.0, salah satunya ada Big Data. Hal ini menjadikan kita kewalahan, karena Big Data ini tidak sembarangan orang yang bisa mengelolanya.

“Harus ada ahli IT yang bisa memberikan feedback kepada pimpinan agar bisa menjadikan Big Data tersebut sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan,” kata Sesban.

Digital Leadership

Dalam paparannya, Prof. Sedarmayanti sebagai penulis buku Digital Leadership (Kepemimpinan Digital) mengatakan buku yang terdiri dari 225 halamann ini, diterbitkan the publish di Yogyakarta, diharapkan membawa pemikiran, dan bisa dipahami serta bermanfaat bagi semuanya.

Saat ini, kata Sedarmayanti, revolusi industri 4.0, dan menuju 5.0, kita lihat kondisi di sekitar sudah berubah semua dari revolusi sebelumnya. “Kita kewalahan kalau kita tidak berpikir cepat, dan tepat serta jika tidak bisa memanfaatkan peralatan digital,” ucapnya.

“Masuk pada revolusi industri, lebih human fokus untuk kesejahteraan manusia. Era ini diinisiasi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, bagaimana negara-negara besar ingin menikmati dan memperhatikan apa yang dibutuhkan pada era society 5.0 ini,” ungkapnya.

Kemajuan teknologi yang sangat pesat di era disrupsi ini, mengubah total dan menghancurkan cara bisnis konvensional. Kita dituntut untuk memanfaatkan teknologi kalau mau bertahan hidup, bangkit dan memaksakan diri untuk menggunakan digital secara menyeluruh.

“Tantangan ekonomi digital saat ini, menjadikan perusahaan-perusahaan memasarkan produk-produknya secara online, dan Indonesai perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan teknologi digital ini,” sambungnya.

Contoh disrupsi, lanjut Sedarmayanti, bagaimana perusahaan-perusahaan transportasi terbesar ada pada platform digital, infrastruktur jaringan, dan perushaan ritel, dan broadcast terbesar tanpa stasiun TV seperti Youtube bisa dimanfaatkan secara maksimal di seluruh dunia.

“Konsep Digital Leadership ini diharapkan membantu kemampuan seorang pimpinan dalam mengelola dan mengarahkan serta memanfaatkan digital untuk mencapai tujuan organisasi,” tandas Sedarmayanti.

Bedah buku ini digelar secara hybrid. Peserta yang hadir langsung dari unit eselon I Kemenag serta dari K/L lainnya yaitu Perpustakaan Politeknik STIA LAN Jakarta, serta via zoom dari seluruh UPT Badan Litbang dan Diklat dan masyarakat umum. (Barjah/sri/bas)

 

Penulis: Barjah
Editor: Sri Hendriani/Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI