Bedah Buku, Kaban: Life is About Collecting Data
Jakarta (18 November 2020). Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan menggelar Bedah Buku 300 Hari di Bumi Syam. Kegiatan berlangsung secara luring dan daring dengan menghadirkan penulis buku, Febri Ramdani.
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kaban) Achmad Gunaryo mengatakan life is about collecting data. “Hidup pada prinsipnya adalah mengoleksi atau mengumpulkan data. Penulis buku 300 Hari di Bumi Syam mampu menghadirkan pengalaman, kejadian, dan peristiwa selama bergabung menjadi ISIS secara mendetail,” ujar Kaban saat memberikan sambutan di Takes Mansion Jakarta, Rabu (18/11).
Buku ini, lanjut Kaban, memadukan antara pendekatan sosiologi dan penulisan novel, sehingga menarik untuk dibaca. “Keberhasilan penulis ialah mampu membuat pembaca untuk terus membaca. Pengalaman penulis dituangkan dengan gaya penulisan novel, sehingga menarik untuk membacanya. Ini poin penting bagi penulis,” kata Kaban.
“Sesungguhnya dengan membaca, kita sedang menimba suatu pengalaman unik dari kehidupan seseorang. Belajar mengenai lesson learn, baik yang dipelajari oleh penulis maupun kita sebagai pembaca,” lanjut Kaban.
Menurut Kaban, isi buku sangat kompleks. Menyampaikan cinta, rindu, pengkhianatan, persekongkolan, dan lainnya dengan gaya penulisan yang menarik.
“Kami berharap, pertemuan ini memberikan gambaran pengalaman yang dialami penulis dari buku yang dibedah. Khususnya bagi peserta yang hadir secara langsung maupun daring,” tandas Kaban.
Kapuslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Sunarini dalam laporannya mengatakan bahwa bedah buku 300 Hari di Bumi Syam termasuk pada kegiatan pengembangan dengan output pemikiran keagamaan dialami langsung sebagai pengikut ISIS.
“Buku ini dipilih dengan harapan dapat memberikan gambaran intoleransi dan radikalisme yang dilakukan ISIS. Dengan bedah buku, diharapkan semakin jelas proses rekrutmen dan kondisi ISIS,” papar Kapus.
Karena biasanya, kata Kapus, yang ditampilkan adalah propaganda baik sehingga menarik orang untuk hijrah ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. Sehingga forum ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai ISIS.
“Melalui forum ini diharapkan informasi yang diperoleh dapat diteruskan dan disebarkan kepada masyarakat, khususnya siswa. Maka, dengan demikian Moderasi Beragama pun diharapkan semakin cepat terlaksana,” papar Kapus.
Tampak hadir K.H Ahmad Syafii Mufid, Murtadlo, dan Rudy Harisyah Alam sebagai pembahas. Peserta berasal dari guru agama, penyuluh, pengawas, peneliti, dan perwakilan organisasi keagamaan. Sementara peserta online diikuti oleh widyaiswara penyuluh dan guru pendidikan agama. []
diad/diad