Belajar Bersama Implementasi Kurikulum Merdeka Nusa Tenggara Barat
Mataram (Balitbang Diklat)--- Pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) menuntut kemitraan yang baik. Sebab keterlibatan semua pihak menjamin suksesnya program IKM yang dijalankan.
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan Keagamaan Mastuki menyampaikan hal tersebut saat membuka kegiatan Belajar Bersama Komunitas IKM Nusa Tenggara Barat (NTB).
“NTB dinilai telah melaksanakan IKM dengan baik. Penerapannya didukung langsung oleh Tim Inovasi. Hasil dari praktik baik tersebut kemudian didiseminasikan ke madrasah di seluruh Indonesia,” ujar Kapus Mastuki di Mataram, Rabu (19/7/2023).
Menurut Mastuki, madrasah sasaran yang saat ini dituju adalah madrasah yang telah mengikuti pelatihan IKM dari Pusdiklat melalui MOOC (Massive Open Online Course). Selain itu, Balai Diklat Keagamaan (BDK) serta Loka Diklat Keagamaan dengan Pelatihan IKM regulernya.
Lebih lanjut, Mastuki menjelaskan, salah satu langkah pelaksanaan IKM adalah pendampingan yang akan berlangsung hingga Desember 2023.
“Madrasah sasaran pendampingan akan dijadikan model untuk madrasah lainnya dalam pelaksanaan IKM. Apabila pendampingan ini sukses, sasaran akan diperluas ke ormas-ormas yang concern di bidang pendidikan sehingga secara masif tujuan program ini tercapai,” kata pria asal Banyuwangi ini.
Namun, lanjut Mastuki, tidak semua praktik baik bisa diadopsi oleh semua madrasah sebab ada keunikan-keunikan di madrasah tertentu. “Tentunya kita harus menyesuaikan dengan kondisi madrasah masing-masing,” tutur mantan Kepala Biro HDI ini.
Langkah Cerdas untuk Maju Bersama
Pada kesempatan yang sama, Direktur Inovasi Mark Heyward menyampaikan bahwa belajar bersama komunitas merupakah langkah yang cerdas karena bertujuan maju bersama pada kesempatan yang luar biasa.
Heyward menambahkan Inovasi Australia telah mendukung penuh dan mendesain program tindak lanjut inovasi pendidikan di Indonesia melalui IKM.
“Kurikulum Merdeka adalah merk pendidikan saat ini. Jika ada perubahan merk karena pergantian kebijakan pendidikan, maka tidak menjadi masalah. “Asalkan program literasi, numerasi, dan karakterisasi siswa tetap dijalankan," ungkapnya.
Heyward menggarisbawahi bahwa siswa harus dibentuk fondasi yang kuat dari kelas awal. Bukan hanya siswa, tetapi juga guru dan tenaga pendidik harus terus dilatih praktikal.
“Teori itu penting untuk bekal pengetahuan menjalankan praktik IKM,” ungkap pria asal Australia ini.
Menurut Heyward, pola praktik IKM meliputi pendampingan, monitoring, evaluasi, dan pelaksanaan inklusi di madrasah. “Pendampingan tersebut melibatkan seluruh jaringan-jaringan madrasah seperti siswa, guru, pengawas, widyaiswara, dosen, dan keterlibatan kantor Kantor Kementerian Agama seluruh Indonesia,” pungkas Heyward mengakhiri sambutannya.
Turut hadir Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi NTB Zamroni yang mengapresiasi kegiatan Belajar Bersama Komunitas IKM tersebut sebagai kolaborasi yang sangat bagus antara lembaga pelatihan dan Inovasi.
Kegiatan dihadiri tim Pusdiklat Teknis, BDK, dan Loka Diklat Keagamaan serta tim Inovasi. Belajar Bersama IKM tersebut berlangsung di Hotel Holiday Resort Lombok pada 19-22 Juli 2023.
(Rina/diad)