Belajar Mengelola Konflik dari Pelatihan Keluarga Sakinah

1 Des 2023
Belajar Mengelola Konflik dari Pelatihan Keluarga Sakinah
Kaban Suyitno pada kegiatan Pelatihan Manajemen Kemasjidan dan Keluarga Sakinah yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung, , di Bekasi, Jumat (1/12/2023).

Bekasi (Balitbang Diklat)---Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI Prof. Suyitno mengatakan resolusi konflik dalam rumah tangga itu penting, karena bicara konflik bicara sesuatu yang sangat lumrah, tapi problemnya sering kali kita tidak pandai menyikapinya. Bahkan konflik itu tidak harus dihindari karena jika dihindari itu akan menjadi bahaya laten atau bahaya yang tersembunyi.

 

“Konflik jika tidak dikelola itu akan tersembunyi dan suatu saat akan muncul dan menimbulkan disharmoni dalam sebuah relasi. Jadi, yang namanya konflik itu tidak bisa dihindari. Yang benar adalah memanajemeni konflik, dari hal hal yang sifatnya efek negatif konflik menjadi positif konflik. Artinya, melahirkan inovasi,” ujar Suyitno, di Bekasi, Jumat (1/12/2023). 

 

Suyitno mengatakan hal tersebut di hadapan seluruh peserta Pelatihan Manajemen Kemasjidan dan Keluarga Sakinah yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung di empat wilayah se-Provinsi Jawa Barat, yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Subang.

 

Menurut Suyitno, konflik itu sebagai suatu realitas yang tidak bisa dihindari. Satu basisnya karena kita beda, berbeda lah yang membuat salah satu alasan konflik itu sulit dicegah, minimal berbeda pandangan. Dan itu wajar, manusia punya banyak pandangan itu yang menyebabkan potensi konflik. Mengapa bisa berbeda, karena itu adalah kelebihan manusia. 

 

“Pantas dalam beragama itu perbedaan dianggap sebagai rahmat. Perbedaan yang nyata seperti gen, suku, keturunan, ras dapat menciptakan perbedaan dalam pandangan dan menciptakan konflik. Semakin besar kategori dan varian itu kita angkat ke permukaan, semakin besar juga konflik, dan semakin kecil itu dieliminasi semakin kecil juga muncul konflik,” ucapnya. 

 

Maka sekali lagi, kata Suyitno, konflik tidak bisa dihindari, tapi harus dikelola. Dikelola supaya yang tadinya berhadap-hadapan dengan hal yang negatif menjadi positif. “Nah, bagaimana caranya, yaitu harus menyadari perbedaan yang sifatnya given tidak bisa dihindari. Kita semua jangan berpikir untuk membuat keseragaman,” tuturnya.

 

Ini, lanjut Suyitno, juga berlaku bukan hanya untuk pengurus masjid, tapi juga untuk keluarga sakinah. Jangan memaksa lingkungan untuk seragam. “Penting bagaimana kita melihat perbedaan harus dari berbagai aspek. Perbedaan harus dilihat menjadi sebuah kekayaan yang harus dikelola, bukan disamakan,” pungkasnya. (Barjah/bas/sri)

   

 

Penulis: Barjah
Sumber: BDK Bandung
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI