Bibliobattle Ajak Masyarakat Semakin Literat
Jakarta (Balitbang Diklat)---Dalam rangka memperingati Hari Kunjung Perpustakaan, Perpustakaan Kementerian Agama Badan Litbang dan Diklat, kembali menghadirkan Bibliobattle. Kegiatan tersebut memadukan cinta akan literatur dan keahlian berbicara.
Kepala Bagian Umum dan Perpustakaan Rizki Riyadu Taufik mengatakan bahwa Bibliobattle bertujuan untuk mempromosikan budaya membaca, memperluas wawasan peserta, dan membangun komunitas literasi yang aktif. Selain itu, ini adalah kesempatan untuk mengasah kemampuan berbicara di depan umum dan berdiskusi.
“Tradisi membaca buku mengalami tantangan tersendiri di era digital. Kebiasaan tersebut kalah dengan membaca whatsapp, facebook, youtube dan lainnya. Maka perlu ada kiat-kiat untuk merawat kebiasaan baik tersebut, salah satunya dengan Bibliobattle,” ungkapnya melalui daring, Rabu (25/9/2024).
“Harapannya semoga masyarakat semakin cinta buku, dan program-program seperti ini yang bisa meningkatkan minat baca, selalu diagendakan dan dirutinkan,” imbuhnya saat membuka kegiatan.
Menurut Kabag Taufik, Bibliobattle adalah sebuah kompetisi atau acara berbasis diskusi buku yang berasal dari Jepang. Dalam Bibliobattle, para peserta memperkenalkan buku favorit mereka kepada audiens dalam format presentasi singkat, biasanya sekitar 5 menit.
“Meskipun dimulai di Jepang, Bibliobattle telah mendapatkan popularitas di negara lain. Beberapa komunitas membaca internasional, universitas, dan perpustakaan, termasuk Perpustakaan Kementerian Agama mengadopsi format ini untuk mempromosikan buku dan literasi,” ujarnya.
Pustakawan Balitbang Diklat Hariyah menegaskan bahwa September 2024 menjadi bulan yang paling ditunggu oleh para pecinta dan penggemar buku, para pemustaka, dan follower instagram @perpuskemenagri. Mereka berkumpul untuk membahas karya-karya buku yang menarik dengan kecerdasan dan imajinasi serta keahlian berbicara di depan umum melalui bibliobattle
“Tidak ada batasan khusus mengenai jenis buku yang bisa dipresentasikan. Buku fiksi, nonfiksi, novel grafis, atau bahkan buku teknis bisa dipilih, asalkan peserta memiliki alasan kuat untuk merekomendasikan buku tersebut,” papar Hariyah.
Setelah semua presentasi selesai, audiens memilih "Champion Book" atau buku juara berdasarkan presentasi yang paling meyakinkan. Pemenang biasanya ditentukan melalui voting.
“Ada 5 kategori yang akan ditampilkan yaitu kategori umum bisa dari kementerian atau lembaga dan lainya, kategori dari pengajar/dosen/guru, kategori pustakawan atau pengelola perpustakaan, kategori mahasiswa dan kategori pelajar. Masing-masing kategori terdiri dari lima reviewer yang akan mempresentasikan buku mereka,” urainya.
Bibliobattle kali ini dilaksanakan satu hari full dengan audiens yang terekam sekitar 200 orang.
Bibliobattle memiliki hubungan yang erat dengan literasi, karena secara langsung mendukung pengembangan kemampuan membaca, memahami, dan menyampaikan informasi melalui buku. Bibliobattle tidak hanya mendukung literasi dalam aspek membaca, tetapi juga memperluas pengembangan literasi dalam komunikasi, berpikir kritis, dan interaksi sosial, yang semuanya penting dalam masyarakat modern.
Acara Bibliobattle di perpustakaan adalah cara yang efektif untuk mempromosikan literasi, membantu pembaca menemukan buku baru, dan memperkuat ikatan dalam komunitas pembaca. Tujuan dari acara ini juga bisa menjadi cara yang fantastis untuk mengedukasi dan memberdayakan masyarakat tentang nilai-nilai keagamaan yang muncul dalam berbagai bentuk literatur.
(HAR)