BLAJ Hadirkan Moderasi Beragama di Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta

4 Jun 2025
BLAJ Hadirkan Moderasi Beragama di Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta
Penguatan Moderasi Beragama bagi Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas IIA yang diselenggarakan Balai Litbang Agama Jakarta di Jakarta, Rabu (4/6/2025).

Jakarta (BMBPSDM)---Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) melaksanakan program strategis bertajuk Penguatan Moderasi Beragama bagi Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas IIA di Jakarta, hari ini Rabu (4/6/2025).

 

Kepala BLAJ Irhason dalam keterangannya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kontribusi BLAJ dalam menindaklanjuti Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam meningkatkan toleransi antarumat beragama, serta menjalankan Asta Program Prioritas Kementerian Agama di bidang penguatan kerukunan, cinta kemanusiaan, dan ekoteologi.

 

Menurut Irhason, moderasi beragama merupakan instrumen penting dalam proses pembinaan warga binaan. “Nilai-nilai moderasi seperti keseimbangan, keadilan, dan penghormatan terhadap perbedaan sejalan dengan misi pemasyarakatan yang mendidik dan merehabilitasi warga binaan menuju kehidupan sosial yang lebih baik,” ujarnya di Jakarta, Rabu (4/6/2025).

 

Moderasi beragama, lanjut Irhason, adalah bagian penting dari ikhtiar menciptakan kehidupan masyarakat yang rukun, damai, dan saling menghargai. “Kami ingin memastikan bahwa nilai-nilai toleransi, keadilan, dan harmoni sosial menjadi bagian dari proses pembinaan di dalam lapas,” sambungnya.

 

Sementara itu, Pelaksana Harian Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta Ari Budi Ningsih mengapresiasi program ini dan menilai bahwa sinergi antara Kementerian Agama dan lembaga pemasyarakatan sangat diperlukan dalam membangun narasi positif di balik tembok pembinaan.

 

“Kami sangat mendukung program ini karena selaras dengan tujuan kami membina warga binaan agar kembali ke masyarakat dengan bekal nilai-nilai moderasi beragama. Lapas bukan hanya tempat menjalani hukuman, tetapi juga ruang untuk tumbuh. Program ini membuka jalan baru bagi warga binaan untuk memahami keberagaman secara lebih bijak dan manusiawi,” terangnya.

 

Kegiatan ini diisi dengan diskusi interaktif yang menghadirkan pembicara dari PW Muslimat NU DKI Jakarta, Ita Rahmawati. Pada kesempatan tersebut, Ita menjelaskan pentingnya moderasi beragama dalam konteks kehidupan sehari-hari.

 

“Moderasi beragama adalah pendekatan beragama yang menekankan keseimbangan antara keyakinan pribadi dan penghormatan terhadap keragaman sosial, termasuk kepedulian terhadap lingkungan,” tuturnya.

 

Narasumber lainnya, M. Abdel Achrian dari Rumah Sosial Kutub, mengulas tentang dimensi ekoteologi. Ia membagikan pengalaman bagaimana minyak jelantah sebagai limbah rumah tangga yang kerap mencemari lingkungan, dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.

 

“Praktik ini juga menjadi bagian dari spiritualitas ekoteologi, yaitu menjaga alam sebagai bagian dari ibadah,” ucap Abdel.

 

Para warga binaan menyambut kegiatan ini dengan antusias dan terlibat aktif dalam sesi tanya jawab. Mereka menyampaikan pengalaman pribadi terkait makna moderasi beragama, relasi dengan sesama lintas iman, hingga tantangan spiritual di lingkungan sosial dalam lapas.

 

Aris Widodo Nuraharjo

 

Penulis: Aris Widodo Nuraharjo
Sumber: BLAJ
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI