BLAJ Ungkap Transmisi Nilai-Nilai Moderasi Beragama di Jawa Barat

6 Mar 2024
BLAJ Ungkap Transmisi Nilai-Nilai Moderasi Beragama di Jawa Barat
Seminar "Transmisi Nilai-Nilai Moderasi Beragama dalam Tradisi Masyarakat di Jawa Barat" yang diselenggarakan Balai Litbang Agama Jakarta di Hotel Swissbell Residences Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Jakarta  (Balitbang Diklat)---Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) mengadakan seminar pembahas hasil pengumpulan data kebijakan berjudul: "Transmisi Nilai-Nilai Moderasi Beragama dalam Tradisi Masyarakat di Jawa Barat" di  Hotel Swissbell Residences Jakarta, Rabu (6/3/2024). Acara ini dibuka Kepala Balai Litbang Agama Jakarta Samidi.

 

Dalam sambutannya, Samidi mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk memahami dan mengetahui nilai-nilai moderasi beragama dalam tradisi masyarakat di Jawa Barat. Hal ini mencakup komitmen kebangsaan, nilai toleransi, anti radikalisme, dan nilai adaptasi budaya lokal yang ada di masing-masing wilayah penelitian.

 

“Hasil kegiatan ini nantinya akan disusun dalam naskah kebijakan  atau policy paper yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk program Moderasi  Beragama di Kementerian Agama. Selain itu, naskah ini juga dapat menjadi referensi bagi peneliti dalam penulisan artikel jurnal dan dapat memberikan inspirasi bagi kebijakan yang lebih baik di masa depan serta mendorong kerja sama yang lebih erat dalam mewujudkan masyarakat yang  harmonis,” ujar Samidi.

 

Samidi juga menjelaskan pemilihan tradisi di Jawa Barat sebagai objek penelitian Transmisi Nilai-Nilai Moderasi Beragama karena Jawa Barat memiliki masyarakat yang plural dan kebudayaan yang kompleks, baik yang masih murni maupun yang sudah tercampur dan beradaptasi dengan budaya lain. Selain itu, juga adat dan budaya yang ada di Jawa Barat memiliki nilai-nilai karakteristik yang dapat merukunkan berbagai macam umat beragama.

 

Tradisi lokal yang menjadi objek penelitian BLAJ kali ini adalah Ritual  Kampung Mahmud (Kabupaten Bandung), Pawai Jampana  (Kota Bandung), Revitalisasi Babaritan (Pamanukan Subang), Seren Taun  (Cigugur Kuningan), Tradisi Sedekah Bumi Betawi Katolik (Kampung Sawah Bekasi), Tradisi Tujuh Poe Atikan (Purwakarta), Persaudaraan Tionghoa Sunda Gie Say  (Sukabumi), dan Kesenian Wayang Potehi & Wayang Daun (Kota Depok).

 

Narasumber dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Titi Isnani Fauziah pada kesempatan ini mengatakan bahwa ada beberapa temuan menarik dari penelitian ini. Salah satunya adalah sejarah yang dapat ditelusuri di Kampung Mahmud.

 

“Melalui penelitiani ini kita bisa melihat  nilai-nilai komitmen kebangsaan dalam tradisi lokal seperti menghormati warisan nenek moyang, cinta tanah air, dan warisan adat. Pendekatan yang diambil dalam penelitian ini juga menarik, dengan memperhatikan simbol-simbol budaya,” tutur Titi Isnani Fauziah.

 

Dia juga menekankan pentingnya semiotika dalam menginterpretasikan nilai-nilai budaya. Misalnya, nilai iman dan takwa yang terkandung dalam tradisi lokal. Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan kontribusi yang berharga dalam pemahaman tentang transmisi nilai-nilai moderasi beragama dalam tradisi masyarakat Jawa Barat.  (Nabila dan Aris/bas/sri Nuraharjo)

 

Penulis: Nabila dan Aris
Sumber: Nabila dan Aris
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI